Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbedaan Kualitas Pelayanan terhadap Si Kaya dan Si Miskin

23 Juni 2019   08:29 Diperbarui: 23 Juni 2019   13:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gofrugal.com

Ketika hendak membayar di kasir, kakeknya langsung mengeluarkan dompet, dan membayar dengan kartu Debit BCA yang prioritas. Sumpah saya mau ngakak saat itu, sikap dan pelayanan SPG pada sang kakek jadi sangat jauh lebih baik, bahkan setelah membayar, mereka mengucapkan terima kasih sampai terbungkuk-bungkuk lebay.

Kejadian ini tidak hanya terjadi pada keluarga pimpinan saya, tapi ada beberapa kejadian lain lagi yang menunjukkan hal seperti itu.

Saya sendiri kalau ke mall atau manapun memang berusaha tampil lebih baik, disesuaikan dengan tempat, agar mendapatkan pelayanan. Karena saya pernah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, dimana ketika saya sedang dalam keadaan terburu-buru, dan berpenampilan seadanya, saya harus membeli barang di mall. 

Cara pelayanan kasir dan SPGnya pun saya nilai agak kasar, karena menunjuk barang yang saya inginkan dengan telunjuk, tanpa bergerak sama sekali, kemudian ketika saya hendak membayar pakai uang seratus ribuan, kasirnya malah mengatakan kepada saya "tuker uangnya dulu gih". Emosi juga saya, akhirnya tidak jadi membeli. 

Penasaran, saya kembali ke sana sekitar seminggu lagi, dalam keadaan penampilan sangat baik, dari pakaian sampai make up. Yang melayani saya masih orang-orang yang sama, tapi perlakuannya sangat berbeda. Saya berpura-pura bertanya letak barang yang ingin saya beli, padahal barang yang ingin saya beli sama seperti yang saya pilih minggu lalu. 

SPG pun mengantarkan saya ke posisi barang tersebut berada dengan ramah sembari tersenyum. Ketika saya didepan kasir, saya membayar dengan nominal yang sama, sang kasir sama sekali tidak menyuruh saya untuk menukarkannya dengan uang kecil. Tapi memang kebetulan, sedang ada uang kembalian sih saat itu.

Hal ini membuat saya bertanya-tanya, apa yang membedakan pelayanan mereka terhadap orang yang tampak kaya dan tampak miskin ini? Toh sama-sama membayar. Jumlah uang yang diberikan pun sesuai dengan harga barang. Bahkan kalau ada tips pun, orang yang tampak kaya paling hanya memberikan tambahan lima ribu sampai dua puluh ribu. Tidak lebih. Itu pasti bisa jadi habis dalam sekali belanja.

Peluang untuk datang lagi membeli barang pun, itu relatif tergantung kebutuhan. Orang yang tampak miskin atau sederhana pun bisa jadi akan bolak-balik membeli barang di store tersebut bila butuh. 

Tidak hanya pelayanan saja, bahkan untuk mengurus hal apapun, orang yang tampak kaya seperti disambut dengan sangat welcome, berbeda dengan orang yang tampak miskin. Padahal bisa jadi orang yang tampak kaya tersebut, penampilan dari ujung kaki sampai ujung rambut masih dibayar dalam bentuk kredit alias utang, yang bulan depan bisa jadi membayar cicilannya dengan nominal minimum. Sedangkan  orang yang berpenampilan lebih sederhana, bisa jadi apa yang dipakainya dari ujung kaki sampai ujung rambut sudah benar dimilikinya. Walaupun jauh lebih sederhana, tapi sudah sah milik dirinya, bukan lagi dalam bentuk utang ataupun kredit.

Yang lebih lucu lagi, ketika orang yang tampak kaya ini menjadi buyer yang menyebalkan, mereka tetap dilayani dengan baik. Bahkan kalau bisa jangan sampai membuat orang kaya ini marah sama sekali. Berbeda ketika orang yang berpenampilan sederhana menjadi buyer yang menyebalkan, kualitas pelayanan pun pasti akan berkurang, dan bahkan bisa jadi ada sentakan yang keluar dari mulut orang-orang yang melayaninya.

Padahal kalau dipikir-pikir keluar uangnya sama, bahkan belum tentu juga buyer yang berpenampilan mewah tersebut mau memberikan tips apabila merasa kesal dengan kualitas pelayanan yang dianggapnya kurang baik, padahal para karyawan store sudah melayani dengan usaha yang semaksimal mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun