BTP kemudian menghadapi semuanya. Termasuk juga menghadapi pengagung dan pejuang HAM itu sendiri.
Semua cerita itu tidak akan usai. Diceritakan dari berbagai sudut. Entah kekaguman atau kesinisan. Namun sebuah keniscayaan. Sosoknya telah mewarnai politik kontemporer.
Setelah "bersemedi", mengumpulkan kekuatan, mengolah ilmu kanuragan, dia kembali. Dia "menantang". Dia mengobrak-abrik kandang lawan.
Tentu saja dengan jurus yang berbeda. Sebagaimana pepatah Tiongkok "Tidak mungkin mengalahkan musuh dengna satu jurus yang sama.
Selamat datang, BTP. Dibalik barisanmu. Masih banyak yang rindu akan sepak terjangmu.