Kabut putih mengapung dan daratan gelap sayup dikejauhan, Â menunjukan wajah misteri dan keunikan Alaska. Auranya terasa berbeda, sayup mencekam.
Matahari tetap belum menampakan diri. Sebagaimana dini hari tadi, ketika Awak keluar kamar  langsung menuju Promenade lantai 12. Di area joging track di puncak Kapal.
Bersandar di pagar pembatas, menunggu Sunrise muncul dari garis Cakrawala. Ingin menjepret indahnya Matahari terbit pertama di Alaska. Namun keinginan tak kesampaian, Mentari tak menampakan batang hidungnya. Hanya kabut kabut tipis mengapung diatas laut, menyelimuti daratan di kiri kanan yang samar samar mulai terlihat.
Menjelang siang  Crystal Symphony akan merapat di dermaga. Akan bersandar sekitar 10 jam. Para penumpang akan turun ke darat.  Mengikuti acara masing masing yang telah direncanakan.Siang hari, benturan pelan lambung Kapal dengan Fender fender tebal di dermaga. Kapal merapat di pelabuhan Juneau. Ternyata Crystal Symphony tidak sendirian, dua Kapal Cruise raksasa telah mendahului bersandar di tambatan memanjang.
Mendenhall Glacier
Sisa rintik gerimis menyambut kedatangan kami di Juneau. Melewati pintu Kapal, Kartu identitas masing masing penumpang di Scan. Untuk catatan kalau penumpang sedang keluar Kapal.
Menuruni tangga miring ke daratan, kami menuju Bus pengantar. Tom petugas driver, muda jangkung ber hai hai meriah menyambut kami. Dari dermaga Bus segera melaju menuju destinasi pertama.
Menyusuri kota Juneau yang tidak begitu besar dan bersahaja. Barangkali kalau di Indonesia, Juneau seperti kota kecamatan. Â Jalanan lebar, toko toko berjejeran. Toko toko Souvenir, Pakaian, Batu Mulia, Kafe siang itu cukup ramai. Bus melaju ke luar kota.
Tak lama menyusur sisi laut, Bus telah berada di pedalaman. Di kiri pegunungan menjulang. Selimut kabut telah terkuak, menyingkap padang kering dan hutan pinus hijau  rimbun.
Tom sambil menyopir di jalan lengang  berpanorama Gunung, Kabut, Hutan Pinus. Melalui pengeras suara, ceria dan meriah memperkenalkan diri. Bahasa Ingggris Amerikanya cepat terseret seret. Enak didengar, namun sulit dimengerti.