Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Apapun) Cita-cita Anak, Orang Tua (Sebaiknya) Mendukung

9 September 2016   20:17 Diperbarui: 9 September 2016   20:25 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemandangan dari lantai sebelas Hotel Santika Makassar begitu memesona. Langit cerah dan lanskap kota yang apik segera memberikan kesan lapang dan menyejukkan bagi siapa saja yang menyaksikan.

Kompasianer Makassar merasa bangga kedatangan Ibu Ana Mustamin. Seorang penulis sekaligus perempuan Bugis yang tangguh. Yang tak kalah cetarnya, beliau merupakan Direktur Umum dan SDM pada salah satu perusahaan besar di Indonesia: AJB Bumiputera. Beberapa sudah hadir sebelum acara dimulai dan memenuhi ruangan.

Sebelum acara dimulai, Kang Pepih menyampaikan sambutannya untuk semua hadirin. Founder media warga Kompasiana ini punya pesan singkat tapi meninggalkan kesan dan semangat baru bagi kompasianer dan para undangan. 

“Sketsa tentang kehidupan sehari-hari adalah hal yang paling baik dituliskan” kang Pepih menekankan.

Makassar, dari sisi budaya, dari dulu merupakan kota yang unik dengan beragam etnis di dalamnya. Ada etnis Makassar sendiri, Bugis, Mandar, dan Toraja. Keseharian warga begitu jamak dengan keragaman aktivitas para warganya. Potret kehidupan sehari-hari inilah yang menarik untuk direkam dalam tulisan dengan berbagai medianya.  

Kang Pepih mengakhiri sambutannya dengan mengajak orang-orang untuk menulis. Dan selalu memperbarui semangat untuk menulis. Beliau terhitung rajin mendorong orang untuk menulis. Grup Kompasiana di laman facebook menjadi tempatnya berbagi tips menulis dan mengabarkan. 

“Menulislah, apapun itu” kang Pepih menekankan.

Bagi Kang Pepih, Makassar punya unsur lokalitas yang unik di banding kota-kota lain di Indonesia. Kota ini menjadi semacam pusat di kawasan timur Indonesia. Olehnya, Kompasianer diajak untuk sering-sering mengangkat lokalitas Makassar sebagai nilai lebih yang memajukan kota ini.

Makassar memang punya banyak cerita. Kota besar ini memiliki penduduk 1.7 juta jiwa (BPS dan Dinas Pendudukan Kota Makassar) yang bertebaran di pelbagai sudut kota. Belum lagi, jika pagi dan sore hari, para pekerja kantoran dan pegawai negeri dan swasta yang berasal dari daerah-daerah penyangga menambah jumlah tersebut menjadi lebih besar. Tentunya, keseruan yang terjadi di dalamnya akan memesona jika dilaporkan dalam bentuk tulisan.  

Cerita tentang Kelvin

Nah, saya akan memulai dengan sebuah cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun