Mohon tunggu...
Muhammad Irwan
Muhammad Irwan Mohon Tunggu... -

Mengikatlah Diri ke Musafir Ulama dan Ulama Musafir lalu teruslah mengikat Simpulnya dengan kuat, teruslah mengikuti sampai akhirnya kembali kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puncak Tertinggi dan Para Pendaki

13 Agustus 2017   11:22 Diperbarui: 13 Agustus 2017   11:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tiga Sebab

Pembimbing jalan menuju puncak bukanlah penentu para pendaki itu bisa sampai puncak, banyak pendaki tidak sampai ke puncak meski ada yang membimbing. Mereka yang tidak sampai ke puncak ada tiga sebab, pertama karena kurangnya niat, kedua tidak patuh pada pembimbing dan yang ketiga kurang sabar.

Dalam perjalanan ke puncak para pendaki memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda-beda, dengan beragam latar belakang ini dinamika perjalanan jadi asyik, menyenangkan dan saling melengkapi

Ada yang suka memasak, suka berburu, ada yang suka menghibur dan ada yang suka meneliti apa saja yang dilewati selama perjalalan dan termasuk ada ada yang suka menulis, apa saja yang ditemui selama di perjalanan akan menjadi sebuah cerita dan rangkaian tulisan yang menarik untuk disuguhkan kepada teman-temannya.

Bahkan ada yang memiliki kebiasaan memijat temannya, berbagai karakter apabila berkumpul dalam satu misi pendakian, maka akan menjadi sebuah kisah yang menarik bagi siapa yang ingin tahu cerita pendakiannya. Hanya tim yang memiliki berbagai latar belakang yang dapat memberikan sebuah kisah menarik dan tidak akan dilupakan orang, kisah itu tergambar dalam lembar daun hijau dan bisa dibaca oleh siapa saja yang melewati jalan pendakian

Beragam Sejatinya Satu

Beragam bahasa dan karakter merupakan sebuah rahmat dan sumber kekuatan yang lengkap sebagai bekal para pendaki menuju ke puncak tertinggi. Ragam karakter berkumpul dalam satu tujuan yang sama yakni menuju ke puncak tertinggi,

Hanya saja ada satu pantangan yang tidak boleh dilanggar para pendaki, semua yang ikut rombongan pendakian ini diwajibkan patuh pada pembimbing jalan.

Meski hanya satu aturan yang diwajibkan oleh para pembimbing jalan, yaitu patuh "Sami'na Waato'na" pada pembimbingnya, namun banyak yang gagal ditengah perjalanan.

Semua para pendaki tujuannya hanya Satu yakni bisa sampai pada puncak terTinggi.  

Syair Ibnu Arabi diatas seakan mengajak hati kita untuk ikut dalam pengembaraanya, diajak menyelami kata hati dan menuruti kata hati, bahwa yang diminta hati hanya Satu yaitu menuju ke tempat asalnya "tempat terTinggi", tempat yang Maha Indah bagi siapa saja yang sampai ke puncakNya, karena hanya ada Satu puncak yang TerTinggi

Yakni puncak Sang Maha Indah... hati tidaklah menyukai dan menuju keindahan melainkan hati yang masih banyak debunya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun