Mohon tunggu...
fredrik mudumi
fredrik mudumi Mohon Tunggu... Auditor - auditor

Bangkit Itu Susah, Susah Melihat Orang Lain Senang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Jam Demi Nyawa Seorang Teman

5 Juli 2017   23:43 Diperbarui: 6 Juli 2017   00:47 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari indozone.id

M_Junior -- Kehidupan ini tidak akan pernah menyenangkan jika kita menjalaninya sendiri, tentunya kita membutuhkan orang lain entah dia orang tua, saudara, teman dan atau pun sahabat. Kehadiran orang lain dalam perjalanan hidup kita menjadi unsur penting guna mencapai hal-hal yang kita inginkan.

Akhir-akhir ini hampir setiap saat kita menyaksikan kabar-kabar Negatif memenuhi sosial media, surat kabar sampai kepada televisi nasional, fenomena ini pun berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat Indonesia. Informasi-informasi itu berupa berita hoax, ancaman serangan teroris, sampai kepada ujaran kebencian. Masyarakat Indonesia dan kita yang sebagai pengguna media sosial, jujur saya sendiri memang merasa sangat muak dengan kondisi Indonesia seperti ini. Padahal di luar Negeri sana bahwasanya tidak sedikit orang yang mengangkat jempol dan memberi pujian terhadap kehidupan Masyarakat Indonesia yang tergolong dari berbagai macam unsur.

Namun kita juga harus tetap optimis sesungguhnya di Indonesia masih terlalu banyak orang banyak, dan sesungguhnya perilaku baik itulah yang harus lebih sering kita bicarakan dan lebih penting adalah terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah salah satu bentuk cerita inspirasi yang terjadi pada anak-anak muda Indonesia. Melalui akun Instagram (IG) salah seorang pendaki sabangprayogi (pemilik akun IG), melalui akun tersebut prayogi menceritakan bagaimana mereka mendaki puncak dari gunung yang tidak di sebut namanya, mereka telah berhasil mendaki puncak tersebut kemudian pada saat melakukan perjalanan kembali (turun gunung), mereka melalui salah satu teman mengalami kecelakaan yang mengakibatkan orang itu cedera sampai tidak bisa melanjutkan perjalanan. Mereka kemudian memberi pertolongan kepada yang bersangkutan, tetapi akhirnya yang bersangkutan tidak bisa berjalan lagi sebab cedera yang di alaminya sangat parah.

Sabangprayogi -- perjalanan saya  kali ini bersama @nailurrobich @wahyukusumaj dan @triahardiy memiliki sebuah cerita menarik, singkst perjalanan, kami menuju sebuah puncak dan berhasil mencapai nya, dengan tetap menaati peraturan dan pertimbangan keamanan. Pada saat turun dari puncak, seorang pendaki tergelincir dan terjatuh menggelinding sehingga mengalami luka gores dan luka benturan cukup parah di kepala. Pendaki lain segera melakukan pertolongan pertama. 

Beberapa saat kemudian, teman-teman dari Mahasiswa pecinta alam Universitas Widya Mataram Yogyakarta dan teman-temannya datang. Mereka berinisiatif untuk membawa turun korban, menuju basecamp bambangan, sekalipun korban berasal dari jalur pamalang. Dari berbagai pertimbangan, dari berbagai pertimbangan, korban digendong menuju basecamp bambangan.

 Seorang dari mereka yang merupakan teman dari Papua dengan tidak berpikir panjang lagi tentang jarak yang akan di tempuh dan berapa besar tenaga dan energi yang terkuras, langsung menggendong korban, dari salah satu komentator menyebut pemuda Papua dengan nama Jeki Kogoya. Dalam penjelasan Sabangprayogi selanjutnya meneceritakan Jeki menggendong korban dengan jarak yang tidak dekat. Dari titik dimana korban di gendong sampai pos 1 tempat dimana tim SAR menjemput ditempuh selama 10 jam perjalanan, mereka memulai perjalanan sejak jam 11 siang dan tiba di pos jam 9 malam.

Sabangprayogi- saya salut kan dari, saudara kita dari Papua ini, menggendong dari pos 9 sampai pos 1.

 

Akun IG Sabangprayogi pun dibanjiri dengan pujian dari ratusan komentator beberapa di antaranya @hannie.vivi meleleh ini hati bacanya, terimakasih abang Papua, @asrina_tonda Love uu Papua.. setidaknya saya bangga lair dan besar di pulau it (papua) @sendang_kencana orang papua itu baik-baik punya sikap solidaritas dan toleransi yang tinggi, @roziafrizal di gunung kutemui keluarga baru dan masih banyak lainnya (bisa kunjungi akun Sabangprayogi untuk selengkapnya).

Dari cerita ini kita bisa belajar tentang toleransi, rasa simpati dan empati untuk menolong sesama entah dari mana golongannya karena kita semua sama di mata Tuhan, sekaligus menyadarkan kita jika di Indonesia masih terlalu banyak orang baik, hanya saja kebaikan itu tenggelam dengan hal-hal negatif yang paling sering di bahas dan di munculkan pada berbagai media di negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun