Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sumur Tua, Mata Air Abadi

16 April 2024   08:52 Diperbarui: 16 April 2024   11:21 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur tua di Kampung Semango, Desa Leming, Kec. Terara, Lombok Timur NTB (dokpri)

Selao merupakan penyimpanan air yang diletakkan di dapur untuk masak dan minum.

Bong berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang umumnya diletakkan di salah satu sudut halaman. Air bong biasanya digunakan untuk mandi, cebok, atau berwudhu. 

Ukuran bong lebih besar dari selao. Di bagian bawah bong terdapat lubang kecil untuk mengucurkan air. Lubang itu biasanya diberikan penutup dari karet atau kayu yang disesuaikan dengan besar lubang. 

Untuk mencuci pakaian biasanya warga membawa cuciannya ke sumur. Di samping sumur tua, di seberang jalan terdapat pula sebuah kolam yang cukup besar di dalam sebuah kebun milik warga kampung. Pemilik kebun sengaja membuat kolam itu untuk keperluan mandi dan mencuci warga kampung. Belakangan kolam itu jarang digunakan warga karena sebagian besar warga sudah memiliki kamar mandi dan WC.

Sekitar tahun 90-an sumur tua itu kemudian direnovasi agar dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sarana sanitasi umum. Dalam renovasi itu liang sumur ditambah menjadi tiga bagian. Dua lubang sumur untuk mandi yang dibuat terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Ke dua tempat mandi itu disekat dengan tembok. 

Satu lubang lagi dibuat di luar, khusus untuk mencuci pakaian dan perangkat dapur. Di antara sumur untuk mandi dan mencuci dibuatkan tempat shalat dengan ukuran sekitar 1.5 X 2 M. Di sebelah barat sumur dilengkapi dengan sebuah toilet.

Beberapa tahun yang lalu sumur kembali direnovasi. Lubang sumur tidak mengalami perubahan. Bagian yang berubah hanya tempat shalat dan kamar kecil atau toilet. Toilet dipindahkan ke sebelah timur sedang tempat shalat di sebelah barat sumur. Tempat shalat yang lama dijadikan sebagai bagian dari dua lubang sumur untuk mandi.

Sampai sekarang sumur itu masih tetap dimanfaatkan warga. Walaupun rerata setiap keluarga memiliki kamar mandi dan toilet, sebagian besar warga kampung lebih memilih mencuci dan mandi di sumur tua itu.

Saat masih lajang, saya dan teman-teman menjadikan sumur itu sebagai tempat mandi setelah keluyuran tanpa ujung pangkal. Sore hari, usai mandi biasanya kami nongkrong sambil bersenda gurau dan berbagi cerita tentang kesedihan, kemarahan, cinta yang bertepuk sebelah tangan, dan berbagai gejolak anak muda. 

Semua cerita itu berakhir pada tawa yang terpingkal. Cerita itu akan berkesudahan menjelang petang untuk melanjutkan petualangan masa muda yang berakhir tanpa tujuan. (Dasar masa muda kampung).

Air sumur itu hampir tidak pernah surut. Isinya selalu meluap keluar dari bibir sumur jika tidak digunakan untuk mandi atau mencuci. Bahkan saat musim kemarau airnya hampir tidak pernah surut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun