Asal kamu tahu. Kali ini aku menulis tanpa ide. Harusnya... tulisan namamu itu menjadi pemandu abjad abjad kita. Diatas tuts tuts ini aku berharap bermunculan kata kata cinta, kata kata indah, mempesona, dan membuatku terbang melayang ke angkasa. Tapi tidak untuk kali ini. Sungguh, sungguh tak bisa kumengerti.
Asal kamu tahu. Kali ini aku menulis tanpa ide. Bahkan bagaimana harus memulainya tak satupun huruf menjelma. Tentang kita... tentang kamu. Tentang aku. Bagaimana bisa. Begitukah otakku? Tumpul dan tak mampu melukiskan cinta..., rindu. Kenapa?
Ah...
Asal kamu tahu. Kali ini aku menulis tanpa ide. Yah... untuk satu kalimat cinta saja tak mampu. Padahal jelas sekali aku sedang mencinta. Rindu padsmu membuatku bahagia. Padahal jelas sekali... begitu bayang wajahmu berbinar dan tersenyum, hati ini runtuh. Jatuh ke lantai. Harusnya.. disitulah, wajahmu datang memberikan banyak warna aksara kita. Namun sayangnya hanya bisa menggumulinya saja. Sungguh begitupun kali ini aku malu. Untuk menuliskan bagaimana kamu tak mampu. Bagaimana bisa?
Karenanya kamu harus tahu. Kamu ... adalah nama yang tak bisa kutuliskan. Â Cerita yang tak bisa dituntaskan. Kisah yang tak bisa diceritakan. Makanya kamu adalah cinta yang membuatku bahagia. Rindu yang membuat jantungku berdegub. Rasa yang tak bisa dituliskan. Tentulah kamu yang selalu kucinta.
Cathaleya SoffaÂ
Legoso, 20 Agustus 2017