Beriringan membelai aspal jalanan. Berbedak debu, bergincu lumpur bekas hujan. Keriut baut dan as roda menggigit keramaian. Terhuyung huyung angkut beban kehidupan.
Setia membelah dingin malam, lalu meniduri siang. Â Berhenti saat haus menghampiri, atau lapar menerjang. Â Lebatnya terik menguyup memanggang. Tak dipedulikan, karena begitulah nasib menggantang.
Terpisah sementara hanya saat lelah mencapai derak lutut. Lalu bergandengan lagi memacu angin yang sedang kalut. Menuju tempat berlabuh di sudut sudut. Gudang dan pelabuhan yang carut marut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!