Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cacing Tanah Versus Langit Megah

30 April 2017   09:22 Diperbarui: 30 April 2017   15:14 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kitab yang ditulisnya berdiam di langit.....megah!

Kalimatnya mengelilingi bumi.  Mengitari besaran galaxy.  Memproses neutron menjadi kapal kapal  tak berpenumpang.  Menyusuri rantai kimia tentang sifat sifat manusia.  Menjadikan tangkai tangkai bunga sebagai karya klasik Plato.  Wanginya adalah nada nada yang diresonansikan Bach.

Buku yang aku tulis....ada di bumi!

Berlumuran remah remah bersama cacing tanah.  Berputar putar dalam ribuan lubang.  Menjadi teman akar dan bulu bulu halus stomata.  Manusia adalah sahabat tersayang.  Bukan obyek berakal yang mencipta kapal perang.  Musikku juga klasik.  Yang didendangkan Waljinah atau Titim Fatimah.

Biarlah!

Ini seperti berhamburannya bintang.  Saat malam benar benar terang!

Bogor, 30 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun