Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Air Mata Kekasih

19 Mei 2017   09:40 Diperbarui: 19 Mei 2017   10:11 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga adalah sebilah mata pedang tajam bagi hawa busuk.  Menguarkan wangi saat pagi, agar kita tidak menjadi pongah menerbitkan keharuman sintentik seenak perut. 

Airmata adalah lelehan gula atau cuka. Mengalir dari hati yang tersentuh atau tergores.  Bisa menjadi banjir yang menelikung jiwa jika berlebihan. Bisa menjadi batu kali yang pedas jika kekeringan.

Kekasih adalah belahan jiwa.  Terbelah sempurna ataupun terpaksa. Bermahkota ataupun bermedusa.  Menginspirasi para seniman patah hati.  Menjadi karya sastra dan prasasti.

Bunga Airmata Kekasih.  Menggambarkan sebuah kesetiaan.  Berbunga setiap hari.  Tak mau berhenti. Menangisi kisah yang terlunta lunta, atau cinta yang bersatu satu pusara.

 

Jakarta, 19 Mei 2017

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun