Selamat datang di alam pikiran.
Ruang-ruang abstrak yang berisikan materi padat. Tempat rasa bersalah menumpuk seperti jejalan sampah. Dan rasa bahagia menyelinap keluar dengan tergesa-gesa.
Di sana juga letak susunan rencana berada. Seperti carik-carik kain perca. Melayang keluar sebagai hologram. Masuk kembali dalam wujud rasa senang, bimbang, dan juga penyesalan.
Beberapa atribut perangai tinggal di sana. Mengabut, menggumpal, dan siap menyalakan alarm tanda bahaya. Apa saja yang memantik luka, duka, atau gerutu sewaktu-waktu. Tak ubahnya ledakan mesiu dari butiran-butiran peluru.
Di alam ini. Terletak juga instrumen emosi, mimpi dan berahi. Keluar dalam bentuk genre musiknya sendiri-sendiri. Atau bergabung dalam serenade melodi bernada tinggi.
Riuh-rendah, salah-kaprah, berebutan keluar seperti air bah. Menciptakan perbendaharaan sumpah-serapah, janji-janji, juga ingkar-ingkar yang tumpah-ruah.
Selamat datang di beranda belantara. Alam pikiran yang belum sama sekali mempunyai peta. Hanya titik-titik koordinat maya yang seringkali berfatamorgana.
Tak jarang juga bertindak amnesia.
Bogor, 26 Mei 2019
Â