Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kontroversi!

11 Februari 2019   06:21 Diperbarui: 11 Februari 2019   07:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada suatu ketika kau mencela seorang kyai dengan bait-bait puisi yang di dalamnya kau sisipkan belati. Kau hendak menikam jantung negeri ini dan melukainya agar kau bisa meminum darahnya untuk ritual persembahan kepada sengkuni.

Entah demi apa kau suka sekali menghambur kontroversi di halaman rumah yang telah bersih disiangi dari rumput teki. Bertumbuhanlah duri-duri yang siap menusuk tulang belakang negeri yang selalu disirami kehangatan cahaya matahari.

Mungkin kau seorang dukun teluh yang berpura-pura memasang tampang teduh agar orang-orang menganggapmu sebagai lelaki berpendirian teguh. Padahal kau adalah hologram purnama yang sengaja memberi makan para serigala supaya negeri ini kehabisan tulang-tulang yang menopangnya.

Kau gila apa! Negeri ini bukan rumah sakit jiwa!

Hentikan segala omong kosong yang kau tebar sebagai benih kebencian kepada sesama yang bisa jadi kelak akan kau tuai sebagai bisa di lidahmu yang membusa. Ini bukan waktunya lagi untuk mengadu domba.

Kecuali kau memang dilahirkan dari darah dan airmata culas para kurawa.

Jakarta, 11 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun