Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Perempuan Hujan

29 Oktober 2018   13:44 Diperbarui: 29 Oktober 2018   14:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku ingin mendengar
lebih tajam dari telinga kelelawar
agar bisikan terlirih yang kau desiskan
dapat kucatat baik-baik dalam ingatan

seringkali kau berbisik tentang kisah perempuan hujan yang menunggu pulang. Rumahnya terletak di tepian gerimis. Bersanding lekat dengan tangis.

aku ingin melihat
lebih awas dari mata burung hantu
agar segala perihal yang kau kerjakan
mampu kuingat baik-baik sesuai catatan

dari sekian lamanya waktu, perempuan hujan banyak berdiri di halaman daripada berada di dalam. Dia berkeyakinan sebuah pergi pasti akan kembali jika benar-benar dinanti.

aku ingin bersaksi
lebih terang dari kesaksian matahari
tentang bumi yang punya dua wajah
satu terlihat gagah dan lainnya nampak tabah

kesaksian teguh dari perempuan hujan yang ingin bebas berdansa dan menari, atas nama sebuah kepulangan yang pasti akan menemukan jalannya sendiri.

Bogor, 29 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun