Dalam gelap, aku melihatmu terang, bercahaya seperti kunang-kunang. Â Dalam terang, aku melihatmu menghilang, seperti hikayat kalah perang.
Dari titik ini, di sudut yang paling tersembunyi di bumi, aku adalah mumi. Â Menyaksikanmu datang dan pergi. Â Di balik bebatan kain lusuh dan compang-camping. Â Tercabik oleh waktu. Â Hanya bisa memandangmu dalam bisu.
Kadang kau meneteskan tangis lewat gerimis. Jatuh satu demi satu penuh kelembutan. Â Terdengar seperti dendang tentang kepatuhan. Â Di panggung drama saat memasuki episode kesedihan. Â Ketika langit disiangi gumpalan awan.
Kau adalah bintang yang sendirian. Â Kesepian. Â Termangu di pojokan pagi. Â Menunggu seseorang sepertiku menyalakan api. Â Sebelum sunyi terlanjur memadamkan hati.
Air Molek, 14 September 2018