Tepat saat ludah ombak menyentuh bibir pantai yang sedang bergairah. Â Menunggu ciuman paling panas yang pernah diberikan oleh lautan. Â Aku berencana jatuh cinta kepadamu. Â Sebab aku merasa sebagai lidah gelombang. Â Dan kau adalah pesisir cantik yang tergeletak menantang.
Ketika suara riuh rendah aliran sungai mendekati jeram panjang. Â Menjatuhkan air ribuan kubik dalam sekali buang. Â Aku berencana jatuh cinta kepadamu. Â Karena aku adalah batu-batu. Â Menerimamu di bawah sana dengan debar sekuat jantung harimau. Â Setelah mengejar mangsa hingga perbatasan hutan. Â Dan mangsanya lompat berhilangan.
Persis waktu gendang itu ditabuh berulang-ulang. Â Memanggil anak-anak hujan agar segera datang. Â Aku berencana jatuh hati kepadamu. Â Karena aku sedang berada di padang gurun. Â Mencari hatiku yang habis kau lanun.
Rencanaku begitu sempurna. Â Namun luputku juga tiada cela. Â Mengatakan jatuh cinta kepadamu. Â Justru saat kau sedang tuli dan membuta. Â Setelah pekikan guntur menulikan telinga. Â Dan sekaligus menutupi pandangan mata.
Medan, 22 Juni 2018