Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemarau dan Hujan adalah Jiwa dan Hati

1 September 2017   14:27 Diperbarui: 1 September 2017   14:36 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sana pernah tinggal, diam dan hening

Termangu menunggu waktu

Tanpa apa apa yang ditunggu

Itu dulu

Kini, aku menyukai semua jenis cuaca

Kemarau adalah alat untuk menghalau

Segala jenis lembab yang membekukan jiwa

Hujan adalah alat untuk berkaca

Bagi bercak gelap yang memenuhi hati

Cibubur, 1 September 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun