Jikalau kau menyesap air rebusan buah maja di kuali tanah yang terbuat dari liat yang tidak terlalu basah, maka kau akan merasakan pahit yang sebenarnya.
Jikalau kau memetik buah di halaman yang terlambat didatangi cahaya, maka kau akan mendapatkan getir sekuatnya.Â
Jikalau kau melupakan asin saat memasak daging dan kuah paling istimewa, maka kau akan mencicipi hambar tak ada duanya
Pahit dan getir jauh lebih baik karena mempunyai rasa. Â Ujung lidah masih bisa menerima karena itu nyata. Â Namun hambar tak termaafkan sebab seutuhnya mengabaikan rasa.
Menghadapi pahit memang mencekik sakit
Melalui getir tak ubahnya berkelok kelok menghindari petir
Menyingkirkan hambar sebenar-benarnya perjuangan menuju sunyi namun penuh dengan hati menggeletar
Kau tahu itu bukan wahai cinta yang bercadar?
Bogor, 20 Agustus 2017