Pahit itu mulai retak
Sebagian tumpah di selasar jiwa
Sisanya teraduk oleh pagi
Cukup untuk bekal mengawal berani
Pahit mungkin terpantang
Mirip rasa yang selalu terjengkang
Tapi pahit adalah lidah tertipu
Sebab setelah itu tetap saja hati merindu
Sumpah saja bisa dipahitkan
Saat ritual para pembesar
Serempak nyanyikan Indonesia Raya
Namun jiwanya entah berada di mana
Pahit tentulah bukan hukuman
Pahit lebih mirip pelarian
Jika manis malah menimbulkan kesakitan
Ibarat gula dengan duri yang disembunyikan
Tarakan, 1 Agustus 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!