Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penasaran Dengan Roh Gaib, Makhluk Halus, dan Arwah

27 November 2011   17:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 5614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokasi apartemen

Arwah penasaran kadang justru membuat kitalah yang jadi penasaran. Paling tidak saya termasuk yang paling penasaran itu. Apa memang ada arwah yang penasaran? Lalu sehalus apa sih makhluk halus itu? Kemudian apa bisa kita melihat roh dengan mata telanjang? Semakin penasaran saja jadinya. Sudah sejak lama saya termasuk penggemar acara-cara uji nyali, dunia lain, dan yang sejenis itu. Di Amerika banyak acara-acara seperti ghost hunter, haunted, unexplained, dan masih banyak lagi yang selalu saya tonton saking penasarannya. Di Indonesia juga sepertinya mulai menjamur acara-acara seperti itu. Walau tentu saja ada beberapa yang terlihat masih terlalu dibuat-buat.

Saya memang sampai detik ini belum pernah mengalami pengalaman pribadi melihat langsung wujud seperti apa roh-roh halus tersebut. Kalau mendengar cerita orang malah sangatlah sering. Tapi seperti seorang tua ubanan samping rumah yang tidak percaya bahwa manusia sudah pernah ke bulan sebelum ia sendiri menginjakkan kakinya di sana, demikianlah saya tetap berpendapat sebelum melihatnya maka saya masih ragu semua cerita-cerita ‘isapan jempol’ tersebut. Dan itu, semakin membuat saya penasaran. Pertanyaan kawan dekat saya begini: Kenapa selalu yang diceritakan bentuk dan wajah mereka mengerikan, rusak, dan jelek. Apa tidak ada roh-roh halus yang secantik Madonna atau setampan Tom Cruise? Tambah penasaran nih. Masak sih nggak ada?

Ada kawan lain yang sehari-harinya bergaul dengan orang Betawi menceritakan bahwa ia pernah ketemu langsung sama yang namanya Kuntilanak dan Genderuwo. Face to face hingga tanpa malu ia mengakui sempat terkencing-kencing karenanya. Dan konon, Kuntilanak itu adalah sebutan untuk hantu perempuan yang meninggal dunia setelah melahirkan dan belum sampai 40 hari, maka jadilah wanita tersebut mati penasaran. Si Kuntilanak katanya suka bertengger (kayak burung barangkali?) dan tinggal di atas pohon Kamboja, Cempaka, dan Kenanga. Nah, bayi yang ikut meninggal itu menurut mitos yang berkembang, dialah yang kemudian menjadi Genderuwo. Orang-orang yang tinggal di seputaran Rawa Belong, Setiabudi, Mampang, Pasar Minggu, Senen dan Ancol mungkin lebih tahu cerita-cerita tersebut. Belum lagi nama-nama seperti pocong, jelangkung, atau pok-pok (setan dari tanah Minahasa yang hanya berbentuk kepala doang, sering terbang kesana-sini mencari mangsa bayi untuk dimakan.) Dan masih banyak lagi wujud-wujudlainnya, semuanya digambarkan sangat mengerikan dan menyeramkan. Bahkan ada juga yang disebutkan sebagai Wewe Gombel, hantu perempuan yang menakutkan.

Ada juga yang namanya setan kuburan. Nah, setan satu ini katanya sering bermunculan untuk mengganggu orang yang berjalan sendirian di tempat-tempat sepi, apalagi yang lagi jalan-jalan dekat-dekat kuburan. Berhati-hatilah. Saya teringat dulu sekali, di kampung halaman bapak saya, kalau kami hendak ke kebun cengkih dan durian maka jalan satu-satunya harus memotong area pekuburan tepat di belakang pasar. Waktu itu tak jarang berangkat ke kebun tengah malam sampai kira-kira subuh, karena waktu-waktu seperti itulah durian (duren) akan berjatuhan. Tapi belum pernah saya berpapasan dengan makhluk halus, yang ada malahan makhluk kasar. Ya itu, mereka yang sudah dimabuk tikus alias habis menegak ‘Cap Tikus’. Pemuda-pemuda mabuk yang bicaranya dan maki-makiannya justru lebih kasar dari si setan sendiri.

Saya memang tidak pernah melihat langsung wujud semua makhluk halus tersebut, sampai suatu hari ketika kami baru pindah apartemen di Jersey Amerika, semuanya menjadi lain. Waktu itu saya tinggal bersama seorang room mate bapak setengah baya asal Jogja. Namanya Samuel. Saya sering menyebut dan memanggil dia dengan Uncle Sam. Dia begitu senang saya memanggilnya seperti itu, apalagi kita tinggal di negara Paman Sam. Nama apartemen yang kami tempati bernama Kensington Garden. Bukan sebuah kompleks elit sih, tapi untuk ukuran kota Ford, Edison dan Metuchen lumayanlah. Mereka bilang kelas menengah. Dilengkapi fasilitas 6 lapangan tennis dan 4 kolam renang. Salah satu kolam renangnya tepat di belakang building yang kami tempati. Lokasi apartemen ini tepat melintas di Ford Avenue dan menghubungkan langsung dengan salah satu jalan utama di Jersey, Rt.1.  Kami tinggal di building block pertama dimana mayoritas yang tinggal adalah orang-orang warga negara India dan Pakistan. Block kedua dihuni kurang lebih 50 persennya orang kulit putih. Block tiga dan empat ada beberapa dari Asia yang tinggal di situ.

Sebelum saya masuk apartemen itu, ada beberapa teman yang sudah mewanti-wanti. “Mike, that’s really not a good idea.” Waktu saya tanya kenapa, jawabannya bahwa di situ sering terjadi kejadian-kejadian aneh. Saya sih bukan orang yang gampang percaya begitu saja, lagian saya masih jauh lebih pede dan lebih berani ketemu roh halus atau roh gaib daripada harus ketemu pembunuh sadis, perampok bejat, penganiaya kurang ajar, yang lumayan banyak bertebaran di sudut-sudut kota. Bukankah tidak sedikit berita tentang penganiayaan, mutilasi, bahkan pembunuhan dapat dibaca di koran-koran lokal.

Akhirnya kami tetap memilih menempati lokasi strategis tersebut, selain dekat ke mana-mana juga banyak pohon-pohon rindang. Pokoknya lingkungan di situ sangat nyaman meskipun summer time telah tiba. Uncle Sam rupanya sudah duluan tahu cerita-cerita itu, bahkan belakangan saya tahu kalau ia sudah beberapa kali mengalaminya sendiri. Tapi tak pernah mau menceritakannya ke orang lain, karena menurutnya kalau ia ceritakan maka tidak ada lagi yang mau kumpul-kumpul di apartemen kita.

Lalu peristiwa-peristiwa aneh apa sih yang sering terjadi di apartemen yang saya tinggali itu? Menurut kerabat dekat saya yang pernah nginap di situ selama seminggu bertutur bahwa ia pernah melihat sosok anak kecil berlari-lari di gang sempit depan pintu masuk. Lalu ia juga pernah mendengar dari arah dapur alat-alat masak dipukul-pukul, bunyinya sangat gaduh, tapi setelah ia kebelakang tidak ada siapa-siapa di dapur. Pernah juga ia mendengar suara seperti bola kasti di lempar-lempar ke dinding atau lantai ruang tamu, biasanya ia mendengarnya rutin setiap jam2 tengah malam. Tapi lagi-lagi setelah ditengok tidak ada siapa-siapa.

Menantunya Uncle Sam malah pernah merasa kakinya digelitik seseorang waktu lagi nginap di situ, eh besok paginya suhu badan anak mantunya Uncle Sam itu naik tinggi, mesti dikompres dan dikasih obat penurun panas. Ada juga temannya yang waktu itu datang berkunjung sempat jatuh terguling-guling di tangga, maklum tempat kami ada di lantai dua. Nah, sewaktu ditanya kenapa, ia mengatakan pada saat sedang merunduk mengikat tali sepatunya sepertinya ada yang menendangnya dari belakang sampai ia jatuh terguling-guling. Pokoknya banyak kejadian aneh yang terjadi. Masalahnya, kenapa saya sendiri tidak pernah mengalaminya. Penasaran banget jadinya. Apakah anak kecil itu tidak mau bermain-main dengan saya mungkin, atau karena ada alasan lain?

Beberapa minggu telah berlalu, bahkan bulan berganti bulan sudah lewat. Rasa penasaran saya belum juga terjawab. Tapi, hari Jumat di bulan April itu semuanya berubah. Saya akhirnya merasakan kehadirannya. Walau tidak melihatnya. Waktu itu kami baru saja mengadakan pertemuan anggota dan pimpinan Kerukunan Keluarga Nusantara wilayah NJ dan NY. Setelah tamu-tamu pulang, hanya tersisa beberapa orang yang tertinggal. Kami bicara seperti biasanya, lalu kawan saya yang orang Batak menawarkan jasa untuk menggoreng pisang. Tiba-tiba, sementara asyiknya ia menggoreng pisang, terdengar bunyi HP-nya berdering. Ia lalu melihat siapa peneleponnya. Aneh bin ajaib, peneleponnya adalah dari salah seorang anggota perkumpulan, yang sementara duduk manis nonton TV. HP-nya juga lagi tergeletak di atas meja. Lho, jadi siapa yang memencet tombol HP itu? Dua-duanya ada di atas meja dan terlihat jelas oleh kami.

Peristiwa kedua yang saya alami adalah lewat HP saya sendiri. Waktu itu pagi-pagi sekitar jam 7 ada telepon masuk, setelah dijawab ternyata itu dari istrinya ketua organisasi kami. “Kenapa nelpon saya pagi-pagi bu, ada yang penting ya?” tanya saya.

“Lho, Mike, kamu kan yang nelpon saya duluan sekitar jam 3 subuh tadi, tapi kamu tak bicara apa-apa?” saya bingung mendengar jawabannya. Karena jam 3 subuh saya lagi tertidur dengan pulasnya. Penasaran saya segera memeriksa dial log di HP saya, dan benar jam 3 subuh ada dial ke nomor ibu ketua. Anehnya lagi, setelah saya tanya ada suara apa dibalik telepon saya ia bilang hanya ada suara ribut-ribut dan suara anak kecil lagi bicara entah apa. Heemmm……

Peristiwa terakhir terjadi sekitar jam 10 malam. Saya lagi asyik nonton di ruang santai, sendirian. Discovery channel adalah salah satu acara favorit saya. Tiba-tiba keasyikan saya terganggu dengan cahaya dari screen komputer di sudut ruang. Jelas-jelas screen itu terlihat tiba-tiba menyala, setelah saya periksa ternyata CPU-nya lagi off. Saya coba matikan screennya tetap tidak bisa. Yang ada kemudian malah munculnya sebuah note warna-warni dan bergerak, jadi semacam running text kalau di TV. Tulisannya jelas terbaca (saya yakin ini bukan virus) “I Missed My Mom and My Dad…” Bergerak berulang-ulang. Saya membiarkan tulisan itu, karena memang tidak bisa dihapus atau dimatikan, sampai anaknya Uncle Sam membaca tulisan tersebut keesokan paginya.

Apakah memang arwah anak yang katanya meninggal di situ memang lagi merindukan kedua orang tuanya sesuai note di screen komputer itu? Entahlah…

Tapi menurut beberapa orang yang duluan tinggal di tempat itu sebelum kami, bahwa apartemen yang kami tinggali dulunya adalah milik sepasang suami istri yang memiliki seorang anak kecil. Tapi anak mereka itu meninggal dunia karena tenggelam di kolam renang belakang itu. Akhirnya karena merasa tidak tahan dengan kondisi dan situasi tempat itu yang selalu membuat sedih pasangan suami istri ini, maka kemudian mereka memutuskan untuk pindah dari situ. Semenjak itulah mulai terjadi kejadian-kejadian aneh di dalam maupun di sekitar apartemen bernomor 4C yang kami tinggali itu.

Uncle Sam dan saya tidak mau ambil pusing dengan segala kejadian itu. Saya tetap percaya bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sangat mulia tentu bukan tanpa maksud. Bahwa juga, kalau Ia di pihak kita siapakah lawan kita? Kami tetap tinggal di tempat itu sampai bertahun-tahun kemudian.

By the way, saya tetap masih penasaran dengan wajah anak kecil itu sesungguhnya seperti apa. Apakah ia memang arwah si anak kecil yang meninggal, atau justru setan yang menyamar sebagai anak kecil itu?

Michael Sendow.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun