Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng | Ketika Aku Benar-benar Dipecundangi

10 April 2017   15:19 Diperbarui: 11 April 2017   01:30 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kurang ajar, setan, gombal, stupid". Entah apalagi kata-kata yang harus kulontarkan untuk semua yang terjadi selama 3 bulan terakhir ini. Aku benar-benar merasa sangat bodoh ketika menyadari semua yang terjadi. Aku merasa seperti benar-benar sangat kecil dalam proses spiritual negeri, dalam proses perjalanan bathin negeri ini.

Semua ini berawal dari sebuah perusahaan asing yang sudah menguasai suatu wilayah Indonesia Timur dalam waktu yang sangat lama. Beberapa tahun yang lalu, saat aku memulai belajar di proses spiritual negeri hal pertama yang aku lakukan adalah sebuah dendam untuk mengusir mereka dari negeri ini. Sedikit demi sedikit aku coba dan pahami, hingga akhir tahun lalu sempat terjadi gonjang-ganjing yang sepertinya proses ini menunjukkan hasilnya, bahwa kemungkinan besar semua akan kembali ke negeri ini.

Tetapi lagi-lagi takdir berkata lain, semua menjadi patah dan kembali seperti semula. Dan kali ini aku seperti dihentakkan pada sebuah kesadaran besar, betapa bodohnya negeri ini, betapa sempit dan kecilnya kita di belantara para pelaku spiritual di seantero negeri. Apalagi dibandingkan para spiritualisnya sebuah negara di belakang negara adi kuasa. Mereka benar-benar mendalami dengan sangat dalam, bagaikan orang Baduy dalam yang tidak menginginkan trahnya dicampuri oleh pihak luar, mereka benar-benar mengasah dirinya menjadi murni dan tidak tertandingi, sampai hari ini negara di belakang negara adikuasa ini benar-benar masih menguasai dunia. Hahahahahahaha, aku tertawa melihat semua ini.

Dari proses ini aku bisa melihat bahwa di belakang perusahaan itu ada penguasa dari negara adikuasa, tetapi di balik itu ada lagi pengendalinya yaitu sebuah negara yang berada di Timur Tengah yang benar-benar tidak tersentuh atas nama Anak-Anak yang Diberkahi untuk menjadi pemimpin dunia. Dari sana semua kekuatan bisa dikendalikan secara spiritual dengan mudahnya. Kekuatan merekapun bukan dari diri mereka sendiri. kekuatan yang diambil dari negara di benua yang sama, yaitu kekuatan doa yang demikian besar dan tulusnya dari sebuah negeri Jazirah, dimana seluruh warga di dunia berkumpul di Rumah Allah dengan segala kekusyukan doa, dan energi-energi ini mereka sambungkan ke negara mereka dalam sebuah saluran dan mereka jadikan kekuatan untuk menguasai negara-negara lainnya. Sesuatu yang tidak pernah disadari oleh negara lain. menghancurkan kekuatan spiritual negara lain atas nama tehnologi, sedang mereka menguasai kedua-duanya dengan sama sangat bagusnya. Lagi-lagi makian keluar dari hatiku tanpa dapat aku kendalikan.

Mengingat kembali kejadian dari awal Januari, di mana aku mulai sakit-sakitan. Kegoncangan perusahaan itu dimulai dari Bulan Desember dan aku menganggap semua ini adalah sebuah proses perang yang tiada henti. Dimana aku dan momonganku mulai banyak menuai masalah, dimana sebuah organisasi tempat dia bernaung juga mulai banyak masalah. belum lagi situasi pribadiku yang serasa tak pernah stabil, antara meninggi dan selalu tidak bisa berpikir dengan jernih. Konflik yang tak pernah ada habisnya. Dan aku memilih meninggalkan semua ini ketika aku hampir merasa pada posisi antara hidup dan mati. Haahaha, dan kali ini aku melihat mereka mentertawakanku, sebagai pelaku spiritual negeri yang masih cemen, masih hijau, masih bagaikan semut api dengan gajah. Mereka benar-benar mempermainkanku, dan aku benar-benar tak berdaya. "Hadeeeeeewwww, tobat. Dunia spiritual itu bagaikan lautan luas tak bertepi, bagaikan atmosfer tanpa batas. Dan aku berada ditengahnya tanpa bisa melihat dengan jelas".

Hari ini terlihat, bahwa perhatianku sengaja dialihkan dengan mereka membuat goncangan di tempat lain, membuat kasak-kusuk negeri ini. Momonganku, negaraku, dan oarng-orang dekatku semua di ayak dengan blender-blender kecil sehingga timbul kekisruhan di sana-sini dan hohoho, aku terjebak. Aku sibuk dengan semua itu dan melupakan proses yang sedang berlangsung di Indonesia Timur. Kekuatan mereka yang sangat jernih dan sangat besar membuat aku tidak bisa melihat sama sekali, yang terlihat olehku adalah kekacauan dan kekisruhan yang berkaitan dengan diriku. Bahkan kali ini aku merasa tidak bisa melakukan apapun, dan memang sebenarnya aku harus mengakui, bagi mereka aku adalah anak kecil yang kemlinti, kurang ajar, dan suka-suka, tanpa pengikut, tanpa teman, tetapi mencoba melawan sebuah kekuatan banyak dan sangat besar yang sudah sangat berpengalaman dalam proses spiritual negeri. Teloooooo, teloooo tenan. Lagi-lagi aku tersenyum menyadari kekalahanku, yang artinya kalahnya negeri ini.

Dari kejadian ini aku bisa membaca lagi, bagaimana lemahnya negeri ini di percaturan dunia, posisinya dibandingkan dengan negara-negara lain. Negara ini bagaikan boneka mainan yang bisa mereka perlakukan sesuka-suka mereka, tidak bisa melawan dan tidak punya posisi tawar apapun. Besar tapi tak berdaya, idiot dan bisa dibilang tak mampu apa-apa. Bagaikan darah manusia yang diisap lintah di seluruh kujur tubuhnya. Lucu dari sudut pandangku saat ini, tetapi secara nyata menyedihkan.

Mengertilah aku, maksud dari para mahluk semesta menghadapku beberapa waktu yang lalu. Bahwa aku harus membangun kekuatan untuk menghadapi mereka, untuk menghadapi peperangan selanjutnya. menguatkan pasukankudan mengambil kekuatan di negeri seberang sama besarnya dengan yang mereka ambil, jika perlu aku harus bisa menarik semuanya dengan sama besarnya. Gila benar-benar gila, semuanya ini benar-benar di  luar jangkauan penglihatan dan pemikiran bathinku.

Melawan kekuatan hitam di negeri ini menurutku hanyalah masalah waktu, atau mau tidak mau. Masih bisa diukur. Kekuasaan dan keserakahan adalah sebuah kekuatan yang bisa dihadapi dengan keiklasan dan kepasrahan. Tetapi menghadapi kekuatan energi dari Timur sungguh itu adalah kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. konyol jika aku menganggap enteng semuanya. Gendheng benar-benar gendheng, dan negeri ini benar-benar terpuruk dalam segala sisi tanpa mereka sadari. Habis tak bersisa, bersiap dalam proses kehancurannya.

Lagi-lagi aku tidak punya pilihan lain selain harus tetap berjalan jika tidak menginginkan negeri ini hancur, dan tinggal nama dalam sejarah dunia. Negeri yang hancur karena kebodohannya menghancurkan kekuatan spiritual yang dimilikinya.

Aku memandang berkeliling kepada seluruh sahabat-sahabat yang selama ini selalu setia mendukungku, sesepuh yang selalu aku hormati. Bagaimana mereka berusaha tetap membantuku dalam segala situasi yang aku hadapi, dengan segala kebimbanganku dalam melangkah, mereka tetap setia menemaniku. Entah aku benar atau salah, entah harus menang atau kalah mereka tetap berada di kubuku. kekuatannya memang tidak besar, tetapi kesetiaannya luar biasa. Aku menundukkan badanku, bagai orang negeri Matahari mengucapkan penghormatan kepada seluruh pendamping-pendampingnya. Tanpa dikomando mereka melakukan hal yang sama, membalas sikap hormatku dengan sikap yang sama, kami saling menghargai. Suasana haru mencekam di antara kami. Kesadaran yang semakin tinggi akan gentingnya situasi negeri ini dari kaca mata spiritual. Walaupun kami menyadari sepenuhnya, selalu saja ada kejadian yang bisa dijadikan lelucon dalam setiap peristiwa. Dan dalam keharuan kami sama-sama tersenyum, akhirnya kami saling berpandangan satu dengan yang lain dengan wajah kelegaan, bahwa kami akan selalu bersatu dalam segala situasi, dalam suka dan duka. Bahwa masih banyak yang harus kami hadapi ke depannya, tetapi kesadaran ini sungguh menguatkan kami, menambah bahan bakar semangat yang tidak ada duanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun