Kurang ramai ya?
Tetanggaku juga merasa kan sepinya bulan Ramadan tahun ini.
"Biasanya rame, lho, orang bangunin sahur," kata tetanggaku. "Ini cuma orang bilang 'sahur... sahur...' dari speaker masjid. Pernah juga tuh kapan itu gak kedengeran orang bangunin sahur dari speaker masjid juga."
Yang jelas lebih sepi lagi adalah di rumahku di pusat kota Bekasi. Tidak ada suara apapun hingga masuk waktu imsak. Saat itu baru terdengar suara speaker masjid yang mengumumkan sudah masuk waktu imsak.
Aku dan suamiku bangun oleh suara alarm di ponsel kami. Kami yang tak punya TV, sahur dalam suara cerita kami sendiri. Dibanding suasana di rumah orang tua kami, nampaknya sahur kami lebih sederhana. Namun kami menikmatinya.
Kami sadar, puasa kami adalah milik kami sendiri. Tidak peduli di luar sana ramai orang yang membangunkan atau kami harus bangun sendiri, kami tetap akan bangun dari tidur malam kami dan menjalankan sahur untuk mengawali puasa kami.