Mohon tunggu...
Meilanie Buitenzorgy
Meilanie Buitenzorgy Mohon Tunggu... Dosen - Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Mantan kandidat PhD, University of Sydney, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi, Presiden yang Mendadak Jadi Superstar di Australia

28 Februari 2017   12:50 Diperbarui: 1 Maret 2017   04:00 7119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari Minggu 26 Februari 2017 kemarin barangkali adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh warga Indonesia se-Australia. Jokowi dijadwalkan bertemu dengan warga Indonesia di Sydney, kota terbesar di Australia. Sebanyak 2500 tiket masuk gratis ke event pertemuan dengan orang nomor satu RI itu, yang baru ditawarkan online hanya 5 hari sebelum event, ludes dalam waktu beberapa jam. Banyak sekali warga Indonesia yang kecewa tak kebagian tiket.

Peserta event tak hanya datang dari sekitar Sydney dan negara bagian New South Wales, tapi dari berbagai kota dan negara bagian lain di Australia. Mereka tak ragu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli tiket pesawat dengan harga dadakan, demi bertemu langsung Sang Presiden. Salah satunya adalah teman saya Ros Roberts yang datang jauh-jauh dari Perth. Bagi yang kurang familiar dengan peta geografis Australia, jarak Perth ke Sydney (4 jam terbang) lebih jauh daripada jarak Perth ke Denpasar Bali (3 jam terbang)

Setelah berjuang berdiri mengantri 1.5 jam menunggu pintu gedung dibuka, lalu mengantri di pintu X-ray dalam gedung, naik ke Darling Harbour theatre di lantai 3, lalu berdiri mengantri lagi menunggu pintu theatre dibuka, akhirnya saya dan teman-teman berhasil mendapatkan tempat duduk paling keren: tepat sejajar dengan kursi para menteri di barisan ke-3 dari depan. Yes!

Acara yang dimulai jam 2 siang dipandu oleh dua MC kocak: Sule dan Andre. Wow! Saya tidak pernah membayangkan bahwa sebuah acara pertemuan dengan seorang presiden bisa dikemas seasyik dan secair ini. Sambil menunggu kedatangan Presiden, penonton juga dihibur alunan suara Rizky Febrian. Sebagai mantan presidium, soloist sekaligus conductor paduan suara mahasiswa, saya harus kasih jempol untuk teknik suara falsetto Rizky. Ini teknik yang biasanya identik dengan penyanyi sopran wanita, sangat jarang dikuasai dengan baik oleh para pria.

Dan yang ditunggu-tunggu pun tiba, sekitar jam 3 siang, here he is: the President of the Republic of Indonesia, Mr. Joko Widodo. Rombongan beliau masuk dari pintu kiri atas. Tensi kehebohan penonton pun mencapai puncaknya. Ribuan penonton mengangkat kamera HP nya tinggi-tinggi demi mendapatkan gambar kelebatan sang Presiden, yang dengan ramah menyalami semua tangan yang menjulur ke arahnya. Susah payah para pengawal dari pihak pemerintah Australia maupun dari pihak KJRI menjaga penonton agar tidak nekad menyerbu Sang Presiden terlalu rapat.

Saya pun cukup beruntung dapat menyalami Jokowi dua kali dari sela-sela badan para pengawal. Teman saya Livy Ck yang bertugas menjadi among tamu, bersumpah alay di akun Facebooknya, ia tak akan mencuci tangannya yang bekas disalami Jokowi, seumur hidup! Hahaha….

Menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama Pak Jokowi, Ibu Iriana, Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pramono Anung, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Jubir Johan Budi di tengah antusiasme 2500 anak bangsa itu membuat saya merinding. Dan saya pun makin merinding saat Pak Jokowi dengan sigap turun dari panggung untuk berjalan menyalami penonton di barisan sisi kanan panggung. Mereka yang kecewa karena Jokowi masuk dari sisi kiri, mungkin sampai rumah kompak sujud syukur. Sayangnya Jokowi tak punya sayap untuk terbang menyalami penonton yang hanya kebagian tempat duduk di balkon.

Jokowi menyampaikan pidato tanpa teks, atau lebih tepatnya presentasi. Dengan bekal slide-slide power point, Jokowi mengabarkan progress pembangunan ekonomi dan infrastruktur selama dua setengah tahun masa pemerintahannya. Beberapa indikator makro ekonomi Indonesia mengalami kemajuan, dilihat menggunakan trend antar waktu dan atau dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya, termasuk laju inflasi, pertumbuhan ekonomi dan Indeks Ketimpangan (GINI). Jokowi pun mengabarkan progress pembangunan insfrastruktur, mulai dari jalan tol, MRT, LRT, pembangkit listrik, pelabuhan-pelabuhan hingga pos-pos lintas batas negara, tentu dilengkapi dengan foto-foto.

“Ini lho bukti foto-fotonya, kalau ndak percaya datang saja sendiri kesana” kata Jokowi, seakan menyindir media-media abal-abal dan para penyebar hoax yang gemar menutupi berita-berita pembangunan di era Jokowi dengan info-info sesat dan gambar-gambar hoax.

Jokowi sukses menyihir seluruh hadirin selama sekitar 40 menit dengan presentasi yang ciamik, membumi sekaligus menghibur. Tak ada bahasa langit yang keluar dari mulut beliau. Hampir tiap 2 menit ia bicara, hadirin bertepuk tangan atau tertawa terbahak-bahak. Termasuk Menlu Retno Marsudi yang duduk di samping suami saya, tampak ikut tertawa lepas sambil sesekali ikut menyeletuk.

“Coba itu, PLBN Entikong, dulunya seperti kandang. Malu saya dengan kantor negara tetangga kita pas di seberangnya. Orang kita rajin foto-foto di kantor tetangga. Sekarang terbalik, warga tetangga yang rajin foto-foto di tempat kita…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun