Majalah playboy dan penthouse  juga  sempat mewarnai Indonesia dengan gambar-gambar yang sangat vulgar dan seronok.
Lalu muncullah versi CD di tahun 90-an. Â Banyak persewaan CD mengeruk banyak keuntungan pada masa ini. Â VCD porno beredar bebas sampai ke pelosok-pelosok kampung tanpa terkendali.Â
Produsen VCD bajakan mengedarkannya dengan cara sembunyi-sembunyi . Terlebih aparat keamanan terus melakukan razia vcd bajakan baik yang berupa film, Â lagu, Â maupun pentas live musik.
Awal tahun 2010 sepertinya masa akhir beredarnya vcd porno, Â karena setelah itu orang tak lagi menonton cd melainkan mengakses langsung dari internet.
Negara-negara seperti Jepang, Â Amerika, Â Russia, Â China, Â Belanda, Â korea, Â merupakan negara yang memproduksi film seks. Â
Mereka mengupload film-film tersebut dalam  situs-situs khusus yang bisa langsung diakses. Baik yang berbayar maupun gratisan. Â
Lalu saat kepedulian pemerintah muncul pada periode berikutnya dengan menerapkan  internet positif,  orang-orang tak lagi dapat mengakses situs porno.
Tapi para pengguna masih tetap bisa mengaksesnya menggunakan aplikasi pengubah IP.
Itu semua adalah sebuah realita.  Mengakui atau tidak,  orang-orang  yang saat ini usianya sudah 40+ pasti memahami semua fenomena ini.
Bisnis seksual memang sangat menjanjikan. Terbukti banyak penggemar yang secara diam-diam terus mencari film-film seksual untuk dikonsumsi. Dan menjadikan para produsen film seksual terus berproduksi dan menangguk keuntungan.
Prostitusi berkedok karaoke terselubung juga menjamur di mana-mana.  Panti pijat plus plus,  psk jalanan,  warung remang-remang,  sepertinya juga takkan pernah terhenti. Sebab bagaimanapun juga ini adalah sebuah bisnis yang  menghidupi orang-orang yang terlibat di dalamnya.