Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Spirit Kebhinekaan di Dusun Lamuk

18 Januari 2020   14:14 Diperbarui: 18 Januari 2020   14:14 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lilin yang terus dijaga Sepenjang waktu agar tetap menyala/dokpri

Peralatan peribadatan agama Budha/dokpri
Peralatan peribadatan agama Budha/dokpri

"Karena hampir semua berangkat pak,  kecuali yang beragama lain", lanjut pak Yamto penuh semangat.

Dusun Lamuk memang bisa jadi contoh adanya kehidupan toleransi yang sangat tinggi. Bisa dibuktikan pada  saat ada acara-acara peringatan agama Budha, semua orang datang di rumah tetua warga dengan makan bersama. Demikian juga saat lebaran dan natal. Semua dirayakan oleh seluruh warga dengan kebersamaan. 

Lilin yang terus dijaga Sepenjang waktu agar tetap menyala/dokpri
Lilin yang terus dijaga Sepenjang waktu agar tetap menyala/dokpri

Setelah berbincang sejenak dengan suguhan kopi panas dan makanan kecil, pak Yamto menawari kami untuk melihat Vihara yang yang tadi kami datangi. 

"Vihara ini dahulunya kecil pak", kata pak Yamto setelah kami sampai. 

Tapi dari swadaya penduduk dan sumbangan para dermawan, vihara ini diperlebar agar bisa memuat lebih banyak orang.

Didepan altar/dokpri
Didepan altar/dokpri

Kegiatan peribadatan agama Budha dipimpin pak Yamto dilaksanakan di tempat ini. Juga kegiatan anak-anak dan para remaja dengan dengan berkesenian seperti menabuh gamelan dan belajar tari dengan instruktur warga setempat.

Tak segan, Pak Yamto mempersilahkan saya mengambil gambar di ruangan vihara.

"Monggo pak", jawab pak Yamto saat saya meminta ijin apa boleh mengambil gambar dalam ruangan Vihara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun