Tak banyak, bahkan nyaris tidak ada penyuluh pertanian maupun aparatur pertanian di Aceh yang eksis menyampaikan informasi pertanian di daerahnya melalui media. Akibatnya, banyak potensi pertanian, kiprah para pelaku pertanian dan aktifitas pembangunan pertanian di Bumi Iskandar Muda ini yang luput dari media, sehingga banyak hal tentang pertanian di Aceh yang kemudian tidak diketahui publik. Keengganan penyuluh pertanian untuk 'masuk' ke media, salah satunya akibat mereka rata-rata belum pernah diberikan pendididikan atau pelatihan dasar menulis, sementara kemauan mereka untuk belajar secara otodidak juga sangat minim. .
Kondisi seperti inilah yang kemudian mengundang keprihatinan Kepala Balai Diklat Pertanian Aceh, drh. Ahdar, MP yang sesuai dengan kapasitasnya sebagai pengelola balai diklat bagi penyuluh pertanian, kemudian berinisiatif untuk menggelar diklat fungsional bertajuk 'Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh". Meski diklat tersebut tidak secara spesifik 'mengangkat' materi tentang teknis menulis bagi penyuluh, namun Ahdar juga memasukkkan materi tentang teknis menulis karya ilmiah populer atau menulis artikel di media dalam diklat ini. Sesuai dengan perundang-undangan yang terkait dengan profesi penyuluh pertanian, aktifitas menulis karya ilmiah, merupakan bagian penting dari pengembangan profesi penyuluh, itulah sebabnya bali diklat ini kemudian memasukkan materi penulisan karya ilmiah populer ini dalam kurikulum diklat.
Sebuah kebetulan mungkin, saya yang selama ini lumayan eksis menulis artikel pertanian di berbagai media (termasuk di 'blog rame-rame' Kompasiana), kemudian diminta oleh panitia untuk mengampu materi penulisan karya ilmiah populer itu dalam diklat tersebut. Dan setelah tiga kali menyampaikan materi di balai diklat ini, saya merasa bahwa prediksi saya tidak meleset, bahwa keengganan penyuluh pertanian untuk menulis itu lebih karena mereka mereka belum pernah dibekali pelatihan tentang ini. Ini dapat saya lihat ketika saya menyampaikan materi tentang penulisan karya ilmiah populer ini kepada pserta diklat, dua hari yang lalu, ini terbukti dari ungkapan mereka yang kebetulan 'kebagian jatah' mengikuti diklat ini.
Ungkapan tersebut disampaikan oleh Nazar usai mengikuti pembelajaran tentang 'Teknis Menulis Karya Ilmiah Bagi Penyuluh Pertanian' yang saya sampaikan dalam Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Pertanian Aceh di Saree pada hari Rabu dan Kamis (23-24/8/2017) ini.
Inginkan pelatihan jurnalistik
Lebih lanjut Nazar yang mewakili 30 peserta diklat peningkatan kompetensi penyuluh angkatan kedua  ini mengharapkan agar apa yang sudah saya sampaikan dalam diklat ini juga ditindak lanjuti dengan diklat yang secara spesifik mengajarkan kepada penyuluh untuk bisa menulis di media.
"Kami sangat bersyukur, hari ini kami mendapatkan sebuah pembelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana menulis di media, tapi kami merasa  ini belum cukup bagi kami, karena waktu yang diberikan untuk materi ini sangat terbatas dalam diklat ini, jadi kami sangat mengharapkan ada diklat lanjutan yang secara khusus membahas materi tentang menulis bagi penyuluh ini, tidak dicampur dengan materi lainnya" lanjut Nazar.
Menurutnya, saat ini para penyuluh pertanian, khususnya yang bertugas di Aceh, rata-rata masih sangat awam dengan media, untuk itu dia berharap agar Balai Diklat Pertanian Aceh menggelar semacam pelatihan jurnalistik khusus bagi para penyuluh pertanian.
"Selama ini kami sering mendapat informasi tentang pelatihan jurnalistik bagi penyuluh pertanian yang digelar oleh Kementerian Pertanian, tapi pelaksanaannya di Jakarta, tentu bagi kami sangat sulit untuk mengikuti pelatihan tersebut, padahal kami ingin sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik tersebut" sambung Nazar "Kami sangat berharap Balai Diklat Pertanian di Saree ini bisa menggelar pelatihan jurnalistik bagi penyuluh pertanian yang ada di Aceh, sehingga kami punya peluang untuk mengikuti pelatihan tersebut, sebab kalau harus ikut pelatihan di Jakarta, butuh biaya yang sangat besar dan itu cukup berat bagi kami" lanjutnya.