Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Kompasianer Jadi Motivator Menulis bagi Penyuluh Pertanian

26 Agustus 2017   11:07 Diperbarui: 11 September 2017   21:27 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: StartupStockPhotos - Pixabay

Tak banyak, bahkan nyaris tidak ada penyuluh pertanian maupun aparatur pertanian di Aceh yang eksis menyampaikan informasi pertanian di daerahnya melalui media. Akibatnya, banyak potensi pertanian, kiprah para pelaku pertanian dan aktifitas pembangunan pertanian di Bumi Iskandar Muda ini yang luput dari media, sehingga banyak hal tentang pertanian di Aceh yang kemudian tidak diketahui publik. Keengganan penyuluh pertanian untuk 'masuk' ke media, salah satunya akibat mereka rata-rata belum pernah diberikan pendididikan atau pelatihan dasar menulis, sementara kemauan mereka untuk belajar secara otodidak juga sangat minim. .

Kondisi seperti inilah yang kemudian mengundang keprihatinan Kepala Balai Diklat Pertanian Aceh, drh. Ahdar, MP yang sesuai dengan kapasitasnya sebagai pengelola balai diklat bagi penyuluh pertanian, kemudian berinisiatif untuk menggelar diklat fungsional bertajuk 'Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh". Meski diklat tersebut tidak secara spesifik 'mengangkat' materi tentang teknis menulis bagi penyuluh, namun Ahdar juga memasukkkan materi tentang teknis menulis karya ilmiah populer atau menulis artikel di media dalam diklat ini. Sesuai dengan perundang-undangan yang terkait dengan profesi penyuluh pertanian, aktifitas menulis karya ilmiah, merupakan bagian penting dari pengembangan profesi penyuluh, itulah sebabnya bali diklat ini kemudian memasukkan materi penulisan karya ilmiah populer ini dalam kurikulum diklat.

Sebuah kebetulan mungkin, saya yang selama ini lumayan eksis menulis artikel pertanian di berbagai media (termasuk di 'blog rame-rame' Kompasiana), kemudian diminta oleh panitia untuk mengampu materi penulisan karya ilmiah populer itu dalam diklat tersebut. Dan setelah tiga kali menyampaikan materi di balai diklat ini, saya merasa bahwa prediksi saya tidak meleset, bahwa keengganan penyuluh pertanian untuk menulis itu lebih karena mereka mereka belum pernah dibekali pelatihan tentang ini. Ini dapat saya lihat ketika saya menyampaikan materi tentang penulisan karya ilmiah populer ini kepada pserta diklat, dua hari yang lalu, ini terbukti dari ungkapan mereka yang kebetulan 'kebagian jatah' mengikuti diklat ini.

Gambar 1, Penulis saat menyampaikan materi dihadapan peserta Diklat peningkatan kompetensi Penyuluh (Doc. FMT).
Gambar 1, Penulis saat menyampaikan materi dihadapan peserta Diklat peningkatan kompetensi Penyuluh (Doc. FMT).
"Setelah mendapatkan pembelajaran dari bapak, kami mulai menyadari  bahwa menulis adalah bagian penting dari pengembangan profesi penyuluh pertanian yang sangat menunjang peningkatan karir dan profesionalitas seorang penyuluh, materi yang bapak sampaikan dalam diklat ini sudah menggugah kami untuk segera bangkit mengembangkan potensi diri kami, karena manfaatnya juga akan kembali kepada kami" demikian ungkapan yang disampaikan oleh M. Nazar, SP, seorang penyuluh pertanian senior yang saat ini bertugas di BPP Lhok Sukon, Aceh Utara.

Ungkapan tersebut disampaikan oleh Nazar usai mengikuti pembelajaran tentang 'Teknis Menulis Karya Ilmiah Bagi Penyuluh Pertanian' yang saya sampaikan dalam Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Pertanian Aceh di Saree pada hari Rabu dan Kamis (23-24/8/2017) ini.

Inginkan pelatihan jurnalistik

Lebih lanjut Nazar yang mewakili 30 peserta diklat peningkatan kompetensi penyuluh angkatan kedua  ini mengharapkan agar apa yang sudah saya sampaikan dalam diklat ini juga ditindak lanjuti dengan diklat yang secara spesifik mengajarkan kepada penyuluh untuk bisa menulis di media.

"Kami sangat bersyukur, hari ini kami mendapatkan sebuah pembelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana menulis di media, tapi kami merasa  ini belum cukup bagi kami, karena waktu yang diberikan untuk materi ini sangat terbatas dalam diklat ini, jadi kami sangat mengharapkan ada diklat lanjutan yang secara khusus membahas materi tentang menulis bagi penyuluh ini, tidak dicampur dengan materi lainnya" lanjut Nazar.

Menurutnya, saat ini para penyuluh pertanian, khususnya yang bertugas di Aceh, rata-rata masih sangat awam dengan media, untuk itu dia berharap agar Balai Diklat Pertanian Aceh menggelar semacam pelatihan jurnalistik khusus bagi para penyuluh pertanian.

"Selama ini kami sering mendapat informasi tentang pelatihan jurnalistik bagi penyuluh pertanian yang digelar oleh Kementerian Pertanian, tapi pelaksanaannya di Jakarta, tentu bagi kami sangat sulit untuk mengikuti pelatihan tersebut, padahal kami ingin sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik tersebut" sambung Nazar "Kami sangat berharap Balai Diklat Pertanian di Saree ini bisa menggelar pelatihan jurnalistik bagi penyuluh pertanian yang ada di Aceh, sehingga kami punya peluang untuk mengikuti pelatihan tersebut, sebab kalau harus ikut pelatihan di Jakarta, butuh biaya yang sangat besar dan itu cukup berat bagi kami" lanjutnya.

Gambar 2, Selain menyampaikan materi, penulis juga berupaya menampung masukan dari para penyuluh pertanian peserta diklat (Doc. FMT)
Gambar 2, Selain menyampaikan materi, penulis juga berupaya menampung masukan dari para penyuluh pertanian peserta diklat (Doc. FMT)
Menjawab keinginan para penyuluh pertanian dari seluruh wilayah Aceh yang menjadi peserta diklat tersebut, saya sudah menyampaikannya kepada Kepala Balai Diklat Pertanian Aceh, drh. Ahdar, MP. Beliau sangat merespon keinginan para penyuluh tersebut, karena beliau juga menganggap pelatihan jurnalistik juga sangat penting bagi para penyuluh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun