Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Betapa Mudah Kita Menjadi Penyebar Kebohongan (Tanggapan "Drama Dugaan Plagiarisme Afi Nihaya Faradisa")

31 Mei 2017   20:51 Diperbarui: 31 Mei 2017   22:39 50368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya saya pada mulanya pikir bahwa cukup membuat komentar di kolom pendapat pembaca untuk menanggapi tulisan "Drama Dugaan Plagiarisme  Afi Nihaya Faradisa" ini. Namun kemudian saya kaji ulang bahwa saya perlu menanggapinya dengan lebih komprehensif terutama bukan untuk orang lain, tapi justru untuk diri sendiri supaya lebih hati-hati. Ya, supaya saya tidak terjebak menjadi penyebar hal yang tidak benar.

Saya tidak kenal penulis, tapi dari keterangan yang ada, penulis adalah salah seorang yang sudah menelurkan banyak tulisan. Dengan asumsi ini, sebenarnya sangat beralasan konsern penulis mengenai bahaya plagiat. Tulisan ini jika dibaca memang cukup meyakinkan, apalagi ditambah screenshoot dan logika yang dibangun dalam penulisan. Bahkan di akhir tulisan penulis sebenarnya tidak langsung menuduh tapi masih memberi ruang untuk mengkaji kebenaran dari tulisannya.

Tapi menurut saya tulisan seperti inilah yang sebenarnya sangat berisiko mempengaruhi banyak orang, terutama mereka yang malas untuk mencari sumber-sumber yang benar dan langsung menelan apa saja yang mereka baca tanpa dicerna terlebih dahulu.

Sebenarnya jika punya keinginan, penulis dengan gampang menemukan bahwa screenshoot yang dipakai sebagai dasar penulisan adalah palsu. Masuk saja ke facebooknya Mita Handayani di: https://www.facebook.com/pradnya.paramita.handayani, lebih khusus lagi di https://www.facebook.com/pradnya.paramita.handayani/posts/1550871755220467.  Di sana langsung diketahui bahwa pada tanggal 30 Juni 2016 tidak ada tulisan seperti yang ada di screenshoot tersebut, tapi tulisan lain "LAMPU SANG KHALIFAH"

Alasan bahwa penulis tidak berteman dengan Mita Handayani cenderung saya lihat sebagai alasan yang dibuat-buat atau benar penulis tidak tahu (??), karena kita bisa membaca facebook orang lain tanpa harus berteman terlebih dahulu. Saya juga tidak berteman atau menjadi follower Mita Handayani, tapi bisa membaca dan mencek hal tersebut di facebooknya, karena kebetulan Mita Handayani menset privacy nya ke level Public, yang artinya bisa dibaca oleh semua orang.

Kembali pada kecemasan yang saya telah sampaikan di atas. Dengan melihat tulisan ini, saya justru cemas terhadap diri saya sendiri. Betapa mudah kita menjadi alat penyebar kebohongan jika kita tidak kritis dan coba menggali untuk mencari kebenaran dari setiap hal yang kita baca atau dapatkan.

Mudah-mudahan dengan tulisan singkat ini penulis bersedia mencabut tulisannya dan yang lebih penting lagi menurut saya secara fair meminta maaf pada Afi yang telah dirugikan oleh tulisan tersebut.

Mari kita kembangkan kejujuran dan integritas dalam setiap pendapat dan tulisan kita seperti hal yang juga sedang diperjuangkan penulis pada tulisan tersebut.

@Marius Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun