Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gembira Dapatkan Buku Koleksi Lukisan Sukarno, Terbit Tahun 1956

5 Februari 2018   05:14 Diperbarui: 5 Februari 2018   05:21 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari berbagai artikel lepas saya mendapat informasi ada buku tebal yang berisi koleksi repro lukisan lukisan Sukarno.Koleksi lukisan lukisan itu disusun oleh Dullah  seorang pelukis istana.

Diriwayatkan suatu ketika Dullah mendapat panggilan ke istana.Setibanya di istana Dullah mendapat tugas dari Sukarno sebagai pelukis istana.

Tugas pertama yang diberikan Bung Karno kepadanya ialah untuk mengubah kaki lambang Garuda Pancasila. Semula jempol kaki burung Garuda tampak di depan pita,lalu diubah dibelakang pita ,seperti tampak pada lambang Garuda saat ini.

Tugas pelukis istana itu ternyata sangat banyak.Mulai dari membenahi koleksi lukisan istana,menyeleksi,lalu memajang lukisan tersebut di dinding Istana Negara,Istana Merdeka,Gedung Agung Jogya  ,IstanaBogor hingga Istana Tampak Siring Bali.

Kemudian pada suatu ketika Dullah diberi tugas oleh Bung Karno untuk membuat tepatnya menyusun repro  koleksi lukisan lukisan Bung Karno dalam buku. Dullah pun mulai menyusun koleksi lukisan itu dan jadilah dua buah buku koleksi dalam dua edisi yang berisi repro lukisan. Masing masing buku berisi repro 100 lukisan .Buku tersebut diterbitkan oleh Pustaka Kesenian Rakyat di Peking ( Beijing) Republik Rakyat Tiongkok.

Berbekal informasi yang demikian saya menduga kemungkinan besar untuk mendapatkan buku itu hanyalah dengan cara berburu di toko toko yang menjual buku bekas.Tidak mungkin rasanya saya memperoleh lagi buku yang baru diterbitkan. Saya mulai mendatangi satu persatu kios yang menjual buku buku bekas di Medan.

Di ibu kota provinsi Sumatera Utara ini bursa buku bekas berada di seputaran lapangan Merdeka. Sebelumnya penjual buku bekas ini berada di sekitar " Titi Gantung" dekat Stasiun Pusat Kereta Api Medan masih di dekat Lapangan Merdeka.

Sesudah mendatangi satu persatu kios penjual buku bekas itu namun hasilnya nihil. Para pedagang buku itu mengatakan mereka tidak punya buku yang saya cari. Malahan kata mereka agak sulit menemukan buku itu apalagi tahun terbitnya 1956.

Sewaktu di Jakarta, pusat penjualan buku buku bekas masih di Kwitang atau seputaran Pasar Senen, saya juga udah keliling mendatangi kios kios penjual buku .Tapi hasilnya juga nol.

Selain untuk mencari buku koleksi lukisan Bung Karno itu ,bagi saya merupakan kenikmatan tersendiri juga berkunjung ke Kwitang. Kalau sedang di Jakarta saya selalu sempatkan ke lokasi ini karena disana banyak ditemui buku buku lama yang punya arti penting untuk saya.

Karena sudah mencoba kemana mana mencari buku koleksi lukisan itu dan tanpa hasil maka saya sudah mulai melupakannya. Tapi begitulah rupanya sering juga banyak sekali faktor kebetulan dalam hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun