Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Di Rumah Tua Itu Ada Perempuan Menangis

11 September 2018   10:29 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:55 3331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Rumah tua yang ada sebelah jalan itu gimana ceritanya pak San" kata Kang Asep memulai obrolan. "wah, kalau cerita rumah itu tidak cukup semalam menceritakannya." Timpal pak San. "iya, owe juga penasaran tuh dengan itu rumah"  kata Ko Chi nimbrung dengan logat Tionghoanya yang masih belum benar-benar hilang.  

Baiklah kalau kalian pengen tahu cerita rumah tua itu.                 

"Dulu, rumah itu hanya dihuni oleh Kakek Ama dan Nenek Fatma. Mereka tidak punya keturunan. Tapi ia punya anak. Anak angkat. Mereka mengangkat seorang anak perempuan dari kakak si Nenek.  Mereka pelihara anak itu sampai ia besar terus menikah dan mempunyai anak.  Mereka mempunyai anak empat. Laki-laki dua, perempuan dua. Tapi kemudian anak laki-lakinya meniggal satu." Pak San kemudian mengangkat gelas kopinya dan menyeruput  si hitam itu.

"Terus gimana Pak San," kata Kang Toto.
"

Sabar ya" sambil sekali lagi menenggak gelas kopinya.

"Ketika Kakek-Nenek itu meninggal dunia. Semua hartanya jatuh ke anak perempuan angkatnya itu. Lebih tepatnya ke cucu-cucunya."

"Kok bisa,  Pak San?.Apakah si Kakek Nenek itu tidak mempunyai saudara?" tanya Pak Amri.

"Oh...mereka punya" kata pak San.

"kalau punya, bukankah mereka punya hak juga?" Kata Kang Toto nimbrung.

"Iya, mestinya mereka teh dapat dong." Samber Kang Asep dengan logat sundanya yang masih kentara.

"Iya begitulah dunia." Kata Pak San. "Ia mampu membutakan orang yang awas dan membisukan orang yang bisa bicara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun