Mohon tunggu...
Kak Naga
Kak Naga Mohon Tunggu... -

Hard worker.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Bidik Misi punya iPhone 5

3 April 2013   22:34 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 10303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dia dapat bidik misi tapi kok punya iPhone ya?

Dia anak bidik misi kan tapi kok bawa motor ke kampus?

Dia kan baru ngurus surat keterangan tidak mampu dari kelurahan buat bidik misi tapi kenapa dia bisa jalan-jalan ke Bali dan Singapura?

Itulah sebagian kecil pemandangan yang dapat dilihat dan dirasakan dari para penerima beasiswa bidik misi. Seperti kita ketahui, bidik misi adalah beasiswa yang diberikan bagi mahasiswa kurang mampu dan berprestasi. Namun apakah tujuan mulia pemerintah membantu mereka sudah terpenuhi secara maksimal? Ya dan tidak. Ada yang memang pantas mendapatkan beasiswa itu dan tak sedikit pula yang memang sangat beruntung mendapatkan uang tambahan untuk membeli gadget terbaru atau hanya sekadar hura-hura setiap bulannya dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan memang mampu secara finansial.

Lalu dimana masalahnya?  Bukankah para penerima beasiswa itu sudah diseleksi melalui tahapan ketat oleh pihak yang kompeten di bidangnya? Benar sekali.

Di balik proses seleksi itu tak sedikit mahasiswa yang berpura-pura menjadi miskin. Mengandalkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dapat dengan mudah diurus si kantor kelurahan, seorang mahasiswa sudah dapat dipastikan miskin. Padahal siapa sajapun boleh mengurus SKTM. Hanya tanggung malu sebentar karena dicap miskin sewaktu mengurusnya dan membayar biaya administrasi ke kantor kelurahan sebesar dua puluh ribu rupiah. Mahasiswa mampu itu seakan tidak mau tahu akan keadaan sekeliling bahwa banyak teman-temannya yang benar-benar tidak mampu. Tidak mampu tidak mutlak ditentukan oleh gaji yang tertulis di slip gaji. Tidak mampu boleh juga merujuk pada kondisi keluarga yang tidak baik.

Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa dimana kedua orang tuanya PNS dan dia adalah anak tunggal. Namun, kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan. Ayahnya tidak mau membiayai kehidupan keluarga sedangkan ibunya hanya memberi uang bulanan sebesar 200ribu rupiah. Apakah ia layak dapat beasiswa dilihat dari statusnya? Sepertinya tidak. Namun kenyataan, mahasiswa itu harus menghidupi dirinya sendiri.

Bandingkan dengan seorang mahasiswa, anak wiraswasta dan ibu rumah tangga. Mahasiswa itu adalah anak pertama dan masih mempunyai dua adik yang bersekolah. Ayahnya memiliki bisnis kuliner dan meraih penghasilan cukup besar setiap bulannya. Namun tidak ada pemberitahuan khusus bahwa mereka sangat mampu secara ekonomi. Dari sisi luar, anak ini sangat pantas dibantu melalui program beasiswa karena pekerjaan ayah wiraswasta yang cenderung tidak memiliki penghasilan tetap.

Bila kedua mahasiswa ini disandingkan, tentu anak wiraswasta akan mendapat beasiswa Bidik Misi. Itulah sebabnya banyak mahasiswa penerima bisik misi hidup bermewah-mewah. Mereka bisa seenaknya makan di cafe mahal, beli gadget terbaru, bawa motor atau mobil ke kampus, atau kegiatan lain yang terkesan foya-foya.

Siapa yang bertanggung jawab akan keadaan ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun