Aku haus
Cipratan ludah dari pidato berapi-apimu tidak membasahi lidahku
Diberkatilah ia yang memberiku minum, Alhamdulillah! Walaupun hanya pencitraan.
Aku lapar
Nasi bungkus yang kau bagikan buat tukang demo sebutirpun tidak bisa kucicipi
Diberkatilah ia yang memberiku makanan. Alhamdulillah! walaupun hanya pencitraan.
Aku telanjang
Dastermu yang putih bersih itu tidak memberiku kehangatan
Diberkatilah ia yang memberiku pakaian. Alhamdulillah! walaupun itu hanya pencitraan
Aku sakit
Mantra yang kau ulang-ulang itu tidak memberiku kesembuhan
Diberkatilah ia yang memberiku obat-obatan. Alhamdulillah! walaupun itu hanya pencitraan
Aku sesak
Khotbahmu tidak memberiku kelegaan
Diberkatilah ia yang memberiku bantuan. Alhamdulillah! walaupun itu hanya pencitraan
Aku sedih
Lawakan mu tidak memberiku suka cita
Diberkatilah ia yang tulus membantu walaupun dirinya masih kekurangan, Alhamdulillah! "pencitraan" yang konsisten pun berubah menjadi kebenaran.