Mohon tunggu...
lysthano sir
lysthano sir Mohon Tunggu... Penulis - music, book and art enthusiast

blogger newbie

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sulli dan Tragedi Idola K-Pop

28 Oktober 2019   13:00 Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: voanews.com

Peristiwa bunuh diri di kalangan musisi atau artis mungkin bukan sesuatu yang baru. Masyarakat, apalagi para penggemar, seakan tidak percaya dengan peristiwa yang sedang menimpa  idolanya. Bagaimana tidak? Disaat karir sedang melonjak, tawaran manggung bejibun, ajakan main film melimpah, hingga tawaran menjadi bintang iklan juga banyak,  sang artis malah bunuh diri (suicide).
Menurut kajian psikologi, seseorang melakukan aksi bunuh diri disebabkan karena putus asa, yang penyebabnya dikaitkan dengan gangguan jiwa. Pemicunya depresi, stress, Atau karena faktor internal pelaku bunuh diri, seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan akibat kecanduan alkohol dan obat-obatan.

Psikolog yang kerap melakukan kajian Bunuh diri (suicidolog), Benny Prawira Siauw, mengatakan bahwa angka bunuh diri  mengalami kecenderungan meningkat. Sejumlah Negara yang memiliki angka bunuh diri tinggi diantaranya; Amerika Serikat, Jepang, inggris, dan Australia. Namun kini ada fakta baru yang dirilis organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Korea Selatan masuk 10 besar Negara dengan angka bunuh diri yang terus meningkat.

Dalam kaitannya dengan aksi bunuh artis dan penyanyi korea, Sulli, sebetulnya tindakan bunuh diri dikalangan artis/penyanyi/musisi  sudah lama terjadi. Di Korea Selatan sendiri, kematian yang disebabkan bunuh diri menempati urutan keempat.

Bagi penggemar artis korea, deretan nama-nama artis yang bunuh diri mungkin bukan rahasia lagi. Nama choi jin sil pemeran drama korea my love, my bride dan the scandal of  my life melakukan aksi bunuh diri Tahun 2008, kemudian Park Yong Ha (2010), Jang Ja Yeong (2009), Ahn So Jin (2015), dan masih banyak lagi yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Dalam skala Dunia, kita mengenal  pentolan group musik grunge atau rock alternatif Nirvana, Kurt Cobain. Dia meninggal diusianya yang relatif sangat muda, 27 Tahun. Cobain tewas setelah menenggak sampanye  yang dicampur berkadar alkohol tinggi, rohypnol.

Kurt Cobain sepertinya memang sudah menyiapkan diri untuk kematiannya. Terbukti ditemukannya tulisan beliau dalam lembaran kertas dalam jaketnya, beberapa saat setelah dia dinyatakan tewas. Salah satu kutipan tulisannya :

"Sewaktu kita bersiap berada di belakang panggung dan lampu-lampu mulai dipadamkan, kemudian penonton berteriak histeris... kejahatan terbesar yang pernah kulakukan adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan  dan berpura-pura  bahwa aku 100 persen menikmati saat-saat di atas panggung..."

Peristiwa lainnya adalah apa yang dilakukan raja musik pop Dunia,  "The King of Pop", Michael Jackson juga menempuh jalan yang sama, meninggal setelah menenggak obat-obatan yang mengandung senyawa berbahaya, apalagi Jika mengkonsumsi berlebih. CNN menyebutkan, Michael Jackson, meninggal karena mengkonsumsi propofol, lorazepam dan midazolam secara bersamaan.

Dalam industri hiburan negeri ginseng itu, penyanyi dan bintang film memang menempati urutan bergengsi dalam strata karir seseorang. Mereka melejit cepat menjadi tenar karena bentukan korporasi penggiat Dunia hiburan. Apalagi Korea didunia dikenal dengan bawaan budaya pop baru, KPOP. Geliatnya begitu menghipnotis para penikmat hiburan, seperti musik dan film. Dan Hal yang tidak bisa di nafikkan adalah negara mendukung penuh model ekspansi budaya ala korea tersebut yang disajikan  dalam film dan musik.

 Derasnya minat generasi muda korea untuk bisa terjun Ke industri kpop culture, sepertinya belum bisa dibendung. Kanal menuju kesuksesan banyak dimotori oleh perusaahan berskala besar, dan hampir semuanya menjanjikan sukses dengan capaian nominal maksimal dan hidup nyaman.

Yang terlupakan dari pergerakan itu adalah, usaha mempersiapkan kepribadian sang artis kurang dilakukan. Kesiapan mental menjadi sukses Atau gagal kerapkali tidak dimiliki mereka generasi muda pelaku utama di Industri hiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun