Mohon tunggu...
Lalita Hutami
Lalita Hutami Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertemuan 3 Analisis Wacana Laporan Lingkungan dan Pembangunan Perusahaan Noranda

18 September 2017   23:01 Diperbarui: 18 September 2017   23:07 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua memiliki pandangan yang sama terkait dengan pentingnya lingkungan. Pembahasan dalam buku ini menggunakan analisis wacana untuk melihat laporan lingkungan dan pembangunan perusahaan Noranda. Perusahaan Noranda dipilih karena beberapa alasan. Pertama, Noranda merupakan salah satu perusahaan tambang terkenal di Kanada dan memiliki sejumlah isu lingkungan untuk dikelola. Kedua, perusahaan Noranda telah memenangkan berbagai penghargaan pelaporan untuk kedua laporan tahunan, laporan lingkungan hidup dan laporan pembangunan berkelanjutan.

Premis dasar dari pembahasan ini adalah bahwa hubungan akuntabilitas perusahaan dan prospek untuk perubahan sosial yang dibatasi oleh perspektif filosofis yang mendasari pengungkapan dalam laporan perusahaan. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mencoba dan mengembangkan pemahaman tentang pandangan  yang muncul, dasar filosofis dimana pandangan di buat dan bagaimana hal ini mempengaruhi prospek perubahan kita.

Wacana Lingkungan

Transformasi environmentalisme selama beberapa dekade terakhir telah digambarkan oleh Elkington (1997, 2004) seperti yang terjadi dalam tiga gelombang dan oleh Eder (1996) dalam tiga fase.  Elington adalah seorang konsultan dan Eder merupakan seorang akademisi.

Elkington (1961-2001) menggambarkan gelombang pertama, yang mencapai puncaknya pada Hari Bumi pada tahun 1970, ketika ada pemahaman bahwa dampak lingkungan harus dibatasi. Hal ini mengakibatkan dibuatnya peraturan dan sikap yang lebih ketat pada bisnis. Gelombang kedua mencapai puncaknya dengan Hari Bumi 1990 dan membawa serta kesadaran bahwa jenis produksi dan teknologi baru dibutuhkan. Gelombang ketiga, yang dimulai pada tahun 1999, dipandang sebagai masa pengakuan yang berkembang bahwa pembangunan berkelanjutan akan memerlukan perubahan besar dalam tata kelola perusahaan.

Eder (1996) memulai tiga fase di akhir tahun 1960an. Fase pertama sebagai fase di mana ketidakcocokan ekologi dan ekonomi mencirikan masalah lingkungan. Fase kedua terjadi ketika pendekatan peraturan mendominasi tindakan dan wacana lingkungan. Fase ketiga, yang muncul pada pertengahan tahun 1990an, adalah "normalisasi budaya masalah lingkungan dan integrasi mereka dengan pola pikir ideologis yang mapan". Eder melihat environmentalisme kontemporer sebagai titik balik dalam evolusi budaya modernitas sejauh ia memberikan orientasi budaya baru dengan mengganti ekologi industrialisme sebagai model budaya dasar untuk modernisasi. Selain itu, mengubah sifat politik dengan menciptakan politik alam.

Filosofi Lingkungan

Filosofi lingkungan adalah alat untuk memahami spektrum filosofi yang mendasari wacana lingkungan. Etika konsekuensial merupakan pandangan untuk menilai tindakan disebut baik atau tidak baik atas dasar manfaat. Sedangkan etika unkonsekuensial menilai tindakan tersebut baik atau buruk atas dasar cara yang digunakan.

Kita dapat melihat filsofi lingkungan menggunakan dua sudut pandang yaitu sudut pandang antroposentris (terpusat pada manusia) dan sudut pandang ekosentris (berpusat pada bumi). Pada sudut pandang antroposentris, lingkungan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran manusia. Dalam dua sudut pandang tersebut terdapat tujuh klasifikasi untuk menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam suatu organisasi masyarakat menurut Gray (1996) , antara lain:

  • Kapitalis Murni

Pandangan yang mengutamakan profit yang sebsar-besarnya untuk pemodal. Pandangan dominan akutansi dan keuangan di mana satu-satunya tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan uang untuk pemegang saham.

  • Expedients

Ada tanggung jawab yang harus dilakukan dan diberikan oleh perusahaan. Masyarakat dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu.

  • Pendukung Kontrak Sosial

Sikap bahwa perusahaan dan organisasi lain yang ada di dalam masyarakat akan bertanggung jawab untuk menghormati serta menanggapi masyarakat. Adanya keterlibatan yang lebih dekat.

  • Ekologi Sosial

Perusahaan pasti membuat dan memiliki masalah. Sehingga perusahaan harus membantu mengurangi bahkan menyelesaikan masalah tersebut. Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan sosial dan sadar bahwa organisasi besar telah mempengaruhi dalam menciptakan masalah sosial dan lingkungan hidup dan mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memecahkan masalah ini.

  • Sosialis

Perusahanan harus membagai kepemilikan dengan masyarakat. Masyarakat yang merasa bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan dan penataan masyarakat.

  • Feminis Radikal

Masyarakat yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial dan ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminim seperti cinta, kasih sayang, dan kerja sama.

  • Deep Ecologist

Pandangan yang menyatakan bahwa manusia tidak lagi memiliki hak yang lebih besar untuk eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun