Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar dari Ritual Makan Siang Anak Sekolah di Jepang

23 Agustus 2017   07:28 Diperbarui: 6 April 2022   03:42 4476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI - paket makan siang di Jepang. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Dalam menyusun menu makan siang, sekolah di Jepang ternyata memiliki aturan tersendiri untuk mengatur jumlah zat gizi makro (kabrohidrat,lemak,protein) dan mikro (vitamin dan mineral). 

Dikutip dari shokuiku.org, pengaturan tersebut misalnya saja pada hari Senin dan Rabu, makanan yang disajikan mungkin tidak kaya zat besi.

Namun, di menu selain hari itu (selasa, kamis jumat) dibuat untuk memenuhi defisitnya. Ya, beberapa sekolah memang memiliki ahli gizi untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi. Keren,ya!

Bukan semata memastikan gizi dari makanan saja, ahli gizi pun menjadi bagian pengajar meski tidak mengajar di dalam ruang kelas. Dari artikel yang saya baca, diketahui setidaknya tiga sampai empat kali dalam setahun, anak-anak akan mengunjungi ahli gizi di cafetaria. 

Pun proses pembelajaran tidak perlu waktu yang lama, hanya sekitar lima menitan, ahli gizi akan menjelaskan apa saja yang tersaji dalam makanan tersebut sebelum mereka memakannya.

Standar Gizi Makan Siang Anak Sekolah di Jepang

Adapun standar gizi yang diatur Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga dan Teknologi, makan siang anak sekolah di Jepang harus menyediakan sebagai berikut yaitu 35 persen kebutuhan energi, 40 persen protein, 30 persen lemak, 55 persen kalsium, 33-55 persen zat besi, 50-55 persen vitamin dan natrium secukupnya.

Jepang juga punya cara tersendiri untuk mengajarkan soal makanan pada anak-anaknya, yaitu dengan pengelompokkan menurut warna (merah,kuning dan hijau). 

Merah untuk kategori daging dan protein, kuning untuk karbohidrat dan lemak dan hijau untuk sayur dan buah. Tak lupa, ketiga-tiganya selalu masuk dalam menu makan siang mereka,lho.

Metode "Triangular Eating"

ilustrasi (https://upload.wikimedia.org)
ilustrasi (https://upload.wikimedia.org)
Metode segitiga maupun segiempat, adalah cara jepang mengatur jumlah makanan mereka agar tetap seimbang dan cukup. Kalau diamati memang demikian, budaya makan Jepang sering disajikan dalam mangkok yang terpisah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun