Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Milenial, Perangkap dan Penjara Narkoba

23 Agustus 2019   01:57 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:38 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asesoris Spion (Foto : Dokumentasi Pribadi)

Sementara, pada tahun 2016 tercatat 99 sindikat. Narkoba tersebut diedarkan ke 654 penyebaran narkoba. Artinya, ini sudah tersebar ke seluruh kota di Indonesia. Identitas pelaku sulit dilacak karena mereka bergerak sebagai pelaki tindak kriminal biasa.

BNN menyampaikan bahwa terdapat 4 kelompok jenis narkoba yang beredar di Indonesia. Mereka adalah ganja, sabu, ekstasi dan heroin. Keempatnya memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang berbeda bagi pengguna.

Dari keempatnya, efek sabu dan heroin memiliki dampak jangka panjang yang akut, bahkan mematikan.

Sabu memiliki dampak Kecanduan. Efek psikologi seperti paranoia, halusinasi, dan aktivitas motorik berulang muncul.

Juga terdapat perubahan struktur dan fungsi otak, menurunnya kemampuan berpikir dan kemampuan motoric, melemahnya konsentrasi, hilangnya ingatan, dan juga disertai perilaku agresif atau kekerasan. Pengguna memiliki gangguan suasana hati, masalah gigi yang parah, dan menurunnya berat badan.

Sementara heroin mengubah struktur fisik serta fisiologi otak yang dapat menyebabkan sistem saraf dan hormon menjadi tidak seimbang dalam jangka waktu lama.

Penelitian menunjukkan bahwa kerusakan otak akibat heroin dapat memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, berperilaku, dan tanggapan pada situasi stres. 

Selain itu, efek heroin jangka panjang terhadap tubuh adalah penurunan kesehatan gigi, ditandai dengan gigi yang rusak dan gusi bengkak, rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya menurun, dan tubuh menjadi lemah, lesu, dan tidak bertenaga. 

Juga, nafsu makan yang buruk dan kekurangan gizi, insomnia, penurunan fungsi seksual, kerusakan hati atau ginjal secara permanen, infeksi katup jantung, keguguran, dan kecanduan yang menyebabkan kematian.

Mengingat begitu tingginya prosentase milenial yang mengkonsumsi narkoba, adalah menjadi masuk akal bila upaya pencegahan juga berangkat dari kalangan orang muda pula. Pelibatan generasi muda, dalam hal ini adalah milenial adalah cara untuk membuat kesadaran akan bahaya narkoba muncul.

Juga, generasi milenial akrab dengan piranti teknologi. Ini dapat menjadi kekuatan dalam penyebaran informasi dan penggunaan bahasa yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun