Mohon tunggu...
Inovasi

Benarkah Jaringan Permanen Masih Meristematik?

21 September 2017   22:53 Diperbarui: 25 September 2017   19:07 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tumbuhan tersusun atas jaringan. Jaringan adalah sekumpulan satu atau lebih jenis sel yang memiliki fungsi dan sifat yang sama. Jaringan sendiri dibagi menjadi jaringan meristem dan jaringan permanen. Pembagian jaringan tersebut didasarkan pada sudah atau belumnya proses diferensiasi. Diferensiasi atau spesialisasi adalah penyesuaian dengan kondisi sekitar dengan membentuk fungsi dan struktur tertentu. Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel -- selnya masih aktif membelah diri secara mitosis. Sedangkan jaringan permanen atau jaringan dewasa merupakan jaringan yang berasal dari pembelahan sel -- sel meristem yang telah terdiferensiasi. 

Berdasarkan asalnya, jaringan meristem dibagi menjadi meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem yang berasal dari promeristem (jaringan meristem yang telah ada saat tumbuhan berada dalam fase embrio). Sedangkan meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang berubah sifat menjadi meristematik. Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibagi menjadi meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral. Meristem apikal terletak di ujung batang dan ujung akar, menyebabkan pertumbuhan primer (pemanjangan batang dan akar). Meristem interkalar terletak di antara jaringan dewasa. Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar, menyebabkan pertumbuhan sekunder (pertumbuhan ke samping yang menyebabkan batang dan akar membesar).

Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dibagi menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan vaskuler, dan jaringan gabus. Jaringan pelindung tersusun dari sel -- sel epidermis yang tersusun rapat menutupi permukaan organ tumbuhan. Jaringan ini berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari gangguan luar yang merugikan. Jaringan dasar dibagi menjadi jaringan pengisi dan jaringan penyokong. Jaringan pengisi adalah jaringan yang tersusun dari sel -- sel parenkim yang hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi. Jaringan ini terdapat hampir di seluruh tubuh tumbuhan. 

Jaringan penyokong kembali dibagi menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang sel -- selnya terdiri dari sel hidup dan belum termodifikasi, terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif melakukan pertumbuhan. Sedangkan jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang sel -- selnya mati, namun telah mengalami modifikasi menjadi sklereid dan serabut. Jaringan sklerenkim terdapat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti bertumbuh. Jaringan vaskuler terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, terdiri dari xilem dan floem. 

Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju ke daun. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut amilum hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus (felogen). Jaringan gabus tersusun dari felem dan feloderm. Felem tersusun dari sel -- sel mati, mengalami penebalan dinding sel oleh suberin, bersifat impermeabel, dan berfungsi untuk perlindungan. Sedangkan feloderm tersusun dari sel -- sel hidup, dinding selnya tipis, bersifat permeabel, dan berfungsi untuk pertumbuhan. Felem dibentuk ke arah dalam, sedangkan feloderm ke arah luar.

Menurut Nugroho dan Sugito (1996), totipotensi adalah kemampuan setiap sel dimana pada bagian manapun sel tersebut diambil, apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Teori ini dimanfaatkan dalam bioteknologi kultur jaringan. Menurut Suryowinoto, kultur jaringan adalah budidaya suatu jaringan tanaman menjadi individu baru yang memiliki sifat seperti induknya. Teknik ini dilakukan dengan cara mengisolasi organ tanaman, lalu menumbuhkannya pada media yang memiliki banyak nutrisi secara aseptik dalam tempat tertutup yang dapat ditembus oleh cahaya.

Pada umumnya, jaringan dewasa bersifat nonmeristematik atau sudah tidak aktif melakukan pembelahan, bertumbuh, dan berkembang lagi. Namun ada beberapa jaringan dewasa yang dapat berubah sifatnya menjadi meristematik untuk tujuan tertentu. Jaringan tersebut merupakan jaringan parenkim dan jaringan gabus.

jaringan-parenkim-59c8f0e163a8e63fe03c4be2.jpg
jaringan-parenkim-59c8f0e163a8e63fe03c4be2.jpg
Pada kondisi tertentu, jaringan parenkim dapat berubah sifatnya menjadi meristematik. Perubahan sifat ini terjadi ketika organ tumbuhan terluka, maka sel -- sel parenkim akan memperbanyak diri untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan menggantinya dengan jaringan yang baru. Dengan kata lain, jaringan parenkim berperan penting dalam proses regenerasi (pertumbuhan kembali bagian tubuh yang telah rusak atau lepas). Parenkim yang dapat melakukan pembelahan untuk regenerasi tumbuhan disebut dengan parenkim penutup luka.

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang hidup sehingga masih memungkinkan untuk memperbanyak diri. Suatu sel yang hidup masih melakukan aktivitas sel yang diatur oleh nukleus (inti sel). Hal ini dapat terjadi karena organel -- organel sel masih lengkap.

Pada sel mati, tidak ditemui lagi sitoplasma padahal sitoplasma merupakan bagian terpenting sel yang digunakan dalam proses pembelahan sel. Mengapa sitoplasma sangatlah penting? Karena sitoplasma memiliki fungsi sebagai tempat proses metabolisme sel. Proses metabolisme adalah semua reaksi kimia dalam sel yang berfungsi untuk menghasilkan ATP (Adenosin Tri Phosphat). ATP sendiri berperan sebagai sumber energi di dalam sel. Pada proses pembelahan sel, dibutuhkan energi yang besar. Tanpa adanya sitoplasma sebagai penghasil energi, sel tidak mungkin dapat melakukan pembelahan.

mitosis-59c8f0eb0e3f0b22884fb3f2.jpg
mitosis-59c8f0eb0e3f0b22884fb3f2.jpg
Nukleus (inti sel) juga tidak dapat ditemukan pada sel yang telah mati. Nukleus memiliki peran penting dalam pewarisan sifat. Hal pertama yang dilakukan oleh sel sebelum membelah adalah melakukan replikasi DNA pada tahap profase. Pada tahap profase, membran inti sel menghilang, sedangkan benang kromatin mengalami penebalan dan pemendekan (kondensasi) membentuk kromosom. Kromosom pasangan dari hasil duplikasi akan membentuk kromatid. Jika di dalam sel tidak ada nukleus, maka sel tidak dapat melakukan proses replikasi DNA. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa proses replikasi DNA merupakan proses vital / utama dalam pembelahan sel, sehingga jika sel tidak dapat melakukan proses ini, maka tahap metafase, anafase, dan telofase juga tidak dapat berlangsung dan sel tidak bisa melakukan pembelahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun