Mohon tunggu...
Lengga Pradipta
Lengga Pradipta Mohon Tunggu... Ilmuwan - Simple yet a bit complicated

Sekedar ruang untuk mengutarakan hal2 yang sederhana dan tidak bisa diungkapkan secara saintifik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jangan Permisif (Lagi) pada Industri Ekstraktif

22 April 2019   11:33 Diperbarui: 22 April 2019   11:36 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih banyaknya wilayah izin usaha pertambangan yang masuk dalam kawasan hutan lindung (3,81 juta hektar), hutan konservasi (803,3 ribu hektar), bahkan mencaplok wilayah tempat tinggal masyarakat adat harus segera diselesaikan. 

Selain itu, menurut Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) Indonesia pada tahun 2018, banyaknya perusahaan tambang yang 'mangkir' membayar kewajiban keuangannya pada Negara melalui skema PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) mengindikasikan belum patuhnya pengusaha tambang di Indonesia.

Dibutuhkan komitmen total dan dukungan serius dari semua pemangku kepentingan agar tata kelola tambang di Indonesia semakin baik. Tentu saja, jeratan para elit dan penguasa benar-benar harus diawasi dengan ketat. Lembaga di tingkat akar rumput, lembaga independen seperti KPK, Kementerian terkait, Pemerintah Daerah dan tentunya komitmen Kepala Negara sebagai main decision-maker harus terlaksana. 

Selain itu, inovasi kebijakan mulai dari system pembayaran PNBP dan pengurusan izin usaha tambang secara on-line juga sangat penting diterapkan agar perusahaan tambang tidak bisa berkelit dari kewajibannya, dan masyarakat bisa melihat semua proses tata kelola ini secara transparan dan akuntabel.

Bagaimanapun, tentunya masyarakat dituntut untuk terus 'melek' dengan sektor tambang agar tidak diperdaya dan dibayang-bayangi lagi oleh para elit dan penguasa yang tamak. Karena Mahatma Gandhi pernah berujar "Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak akan cukup untuk memenuhi keinginan segelintir manusia yang serakah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun