Mohon tunggu...
Laurensia  Dewi
Laurensia Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Bachelor Degree of Comunication Science

writting and travelling? i don't know which one i love the most

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ekologi Politik (PLTU Batubara Labuan)

24 Agustus 2017   16:50 Diperbarui: 24 Agustus 2017   17:17 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Della Syahni (http://www.mongabay.co.id)

Apa yang Anda ketahui mengenai degradasi lingkungan? Degradasi lingkungan merupakan penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan dengan ciri tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. Degradasi lingkungan disebabkan oleh adanya intervensi atau campur tangan manusia yang berlebihan terhadap keberadaan lingkungan secara alamiah (Sari, 2015). Fenomena degradasi lingkungan dapat ditelisik melalui kajian ekologi politik. Sebelumnya mari kita ulas pengertian ekologi terlebih dahulu.

Ekologi

Istilah ekologi merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan lingkungannya (Satria, 2007). Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti rumah/ tempat hidup dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya (http://staff.uny.ac.id). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekologi berarti ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) (https://kbbi.web.id/ekologi).

Ekologi Politik

Menurut Bryant (2001) dalam Satria (2007), ekologi politik merupakan bidang kajian yang mempelajari aspek-aspek sosial politik terhadap pengelolaan lingkungan. Asumsi pokok dalam ekologi politik adalah perubahan lingkungan tidak bersifat netral, melainkan suatu bentuk politized environtment dimana di dalamnya banyak melibatkan pihak yang berkepentingan baik di tingkat lokal, regional maupun global (Satria, 2007). Kajian ekologi politik adalah meletakkan analisis politik dengan menjelaskan interaksi manusia dan lingkungan dimana memiliki keterkaitan dengan menyebarnya degradasi lingkungan. Ekologi politik melihat bagaimana kekuatan ekonomi politik dapat mempengaruhi perubahan lingkungan (Cahyati, 2011).

Sejarah ekologi politik mulai berkembang sejak akhir 1970-an dan awal 1980-an. Sebenarnya pada tahun 1960-an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik khususnya yang terkait dengan tumbuhnya minat pengaruh manusia terhadap lingkungan biofisik. Berdasarkan pernyataan Forsyth (2003) dalam Satria (2007), ekologi politik merupakan kelanjutan dari kajian ekologi budaya, yang menjadi faktor pembeda adalah fokus dari masing-masing kajian. Ekologi politik secara umum lebih memfokuskan diri pada penjelasan politik terhadap perubahan dan kerusakan lingkungan, sedangkan ekologi budaya fokus pada fenomena yang lebih lokal dan pada pengelolaan lahan yang dikondisikan secara budaya. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda-beda berdasarkan riset beberapa ahli dalam kajian ekologi politik, salah satunya milik Bryant dan Bailey (2001) dalam Satria (2007) yang memetakan menjadi lima pendekatan, yaitu:

  • Pendekatan yang bertumpu pada masalah lingkungan secara spesifik: berkaitan dengan upaya memahami dampak manusia terhadap lingkungan fisik.
  • Pendekatan yang bertumpu pada konsep terkait dengan pertanyaan ekologi politik, yaitu mengekplorasi bagaimana konsep-konsep dikonstruksi.
  • Pendekatan yang melihat kaitan politik dengan masalah ekologis dalam konteks wilayah geografis tertentu.
  • Pendekatan yang mengeksplorasi pertanyaan ekologi politik terkait karakteristik sosial ekonomi.
  • Pendekatan yang menekankan kebutuhan fokus pada kepentingan, karakteristik dan tindakan dari para aktor dalam memahami konflik politik dan ekologi.

Sedangkan Robbins (2004) dalam Satria (2007) mengidentifikasi empat pendekatan ekologi politik, yaitu:

  • Degradasi dan marjinalisasi: isu perubahan lingkungan yang terjadi akibat eksploitasi yang berlebihan sehingga menyebabkan kemiskinan.
  • Konflik lingkungan: adanya kelangkaan sumber daya akibat pemanfaatan oleh negara, swasta maupun elit sosial yang mempercepat konflik antar kelompok.
  • Konservasi dan kontrol: konflik yang bersumber dari masalah konservasi.
  • Identitas lingkungan dan gerakan sosial: upaya mempertahankan mata pencaharian dan perlindungan lingkungan.

Pada dasarnya pendekatan yang telah disebutkan di atas merupakan hasil pengembangan dari dua pendekatan yaitu pendekatan aktor dan pendekatan kritis.

  • Pendekatan Aktor

Berpusat pada pelaku. Pendekatan ini berpijak pada konsep politicized environtment yang memiliki asumsi bahwa persoalan lingkungan tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks politik dan ekonomi. Lima aktor yang disorot oleh Bryant dan Bailey (2001) dalam Satria (2007) adalah negara, pengusaha, lembaga multilateral, LSM, dan aktor akar rumput.

  • Pendekatan Kritis

Fokus pada masalah domination of nature yang melihat kajian kapitalisme sebagai penyebab utama degradasi lingkungan.

Contoh Ekologi Politik di Indonesia dan Analisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun