Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pergilah Kau, Diskriminasi

12 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 12 Mei 2019   06:06 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Juandisalinas (Pixabay)

Katakanlah Bulan Mei sebagai bulan kesedihan. Young Lady menganggapnya begitu. Di bulan kelima dalam penanggalan Masehi ini, banyak peristiwa sedih terjadi. Baik menimpa diri ini pribadi, maupun kesedihan yang meenimpa bangsa.

Young Lady menolak lupa. Memaafkan lebih mudah, melupakan no way. Peristiwa-peristiwa sedih itu tetap diingat agar tidak terjadi lagi.

6 Mei 2019, dua lembaga Toefl menolak Young Lady. Alasannya tak ada kebijakan, tak ada yang membacakan soal. Wow, super sekali. Langsung menolak begitu saja.

4 Mei 4 tahun lalu, seorang Rektor universitas ternama pernah menolak Young Lady mentah-mentah. Segala berkas, bukti prestasi, dan nilai-nilai sudah diserahkan. Mendatangi rumah sampai ruang kerjanya yang mewah pun sudah. 

Kualifikasi untuk masuk universitasnya terpenuhi. Surat tulus dari Young Lady cantik telah sampai ke tangannya. Namun apa hasilnya? Penolakan. Alasannya sangat diskriminatif: tak mau repot. Universitas satu itu memang terkenal tak mau direpotkan dengan orang spesial.

16 Mei 2018, Young Lady cantik dan Kompasiana kehilangan seorang rekan Kompasianer. Mas Wahyu nama akunnya. Tetapi sering dipanggil Mas Cinta. Penyakit jantung merenggut nyawanya.

5 Mei 2018, "Calvin Wan" menceritakan tentang ritual kematian yang paling menakutkan buat Young Lady. Cukup sering malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan" membahas kematian. 

Tetapi kali itu, apa yang ia ungkapkan sangat menyedihkan. Kata-katanya masih membekas. Gara-gara itu, Young Lady sengaja menyakitinya agar rasa sedih ini dapat tertahankan.

13 Mei 1998, pecah peristiwa rasisme super sadis di Indonesia. Penjarahan, pembunuhan, penganiayaan, pembakaran, dan pemerkosaan yang menyasar etnis Tionghoa. Tak sedikit warga negara Indonesia keturunan Tionghoa menjadi korban. 

Kerugian Milyaran Rupiah. Luka, trauma, dan kepedihan dialami mereka. Bukan hanya luka fisik, tetapi juga luka batin. Parahnya, ini tergolong luka kolektif. Trauma mendarah daging yang sangat, sangat sulit tersembuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun