Mohon tunggu...
Muhammad Setiawan Kusmulyono
Muhammad Setiawan Kusmulyono Mohon Tunggu... -

Prasetiya Mulya Entrepreneurship Development Center\r\nsetiawan_kusmulyono@yahoo.com | @muhsetkus\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perpustakaan Sekolah | Jadikan Guru Sekolah sebagai Pustakawan Teknis?

24 Maret 2013   07:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

UTILISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

MELALUI PENGEMBANGAN KAPASITAS KEPUSTAKAAN BAGI GURU

Pengembangan perencanaan sistem pendidikan nasional yang terus berevolusi sejak wajib belajar hingga mengarahkan siswa untuk mengambil jurusan kejuruan pada tingkat menengah atas ternyata tidak berjalan berdampingan dengan infrastruktur pendamping pendidikan, yaitu perpustakaan. Kehadiran perpustakaan di dalam lingkungan sekolah masih belum menjadi pusat sumber pengetahuan, melainkan hanya formalitas bahwa perpustakaan harus ada di setiap unit sekolah.

Formalitas yang jamak terjadi ini ternyata juga mendorong tidak disediakannya tenaga khusus untuk mengelola unit-unit perpustakaan. Hal ini berakibat tidak diperbaruinya buku-buku maupun sumber pengetahuan lainnya yang berada di dalam perpustakaan. Tidak jarang juga, beberapa unit perpustakaan sekolah berukuran sangat kecil dan tidak nyaman untuk dijadikan sebagai arena berselancar ilmu pengetahuan.

Secara sederhana, unit-unit perpustakaan sekolah, khususnya dapat disimpulkan tidak diutilisasi dengan optimal. Jika dibiarkan secara jangka panjang, dikhawatirkan pendidikan karakter bagi anak untuk dapat belajar secara mandiri tidak dapat tercapai, sehingga akan semakin banyak siswa yang selalu menunggu asupan-asupan ilmu dari guru secara pasif. Hal ini dapat membuat sistem kurikulum yang dikembangkan menjadi tidak optimal dalam membantu tumbuh kembang siswa untuk menjadi generasi yang unggul.

Sebagai bagian dari masyarakat yang masih memiliki kepedulian terhadap pengembangan pendidikan, khususnya bagi siswa-siswa di tingkat sekolah dasar, maka tantangan ini perlu dijawab dengan solusi kreatif yang mampu menjadi jalan keluar produktif. Beberapa langkah juga sudah dilakukan oleh pemerintah, khususnya melalui instansi Perpustakaan Nasional dengan membuat Perpustakaan Keliling. Namun, keterbatasan fasilitas membuat layanan tersebut belum mampu menjangkau seluruh konsumen perpustakaan dengan optimal.

Berdasarkan pengalaman dan observasi yang berada di lapangan, makan solusi sederhana yang mungkin dapat menjadi pilihan awal adalah dengan mengembangkan kapasitas dari para guru tentang bagaimana mengelola sebuah unit perpustakaan, termasuk bagaimana menjadi pustakawan sederhana. Hal ini dimaksudkan agar para guru memiliki keterampilan tambahan untuk mendukung layanan perpustakaan di unit sekolah masing-masing. Para guru tersebut dapat dibuatkan jadwal piket yang terorganisasi dan jika dimungkinkan, aktivitas kepustakaan ini juga dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja para guru tersebut.

Pengembangan kapasitas guru ini menjadi penting sebab guru juga menjadi seorang “public relations” yang kredibel ketika mereka mengajar di suatu kelas. Dengan cara-cara tertentu, mereka dapat mengajak para siswanya untuk aktif berkunjung perpustakaan. Jika hal ini sudah dapat menjadi budaya bersama, maka tugas selanjutnya adalah perbaikan fasilitas dan layanan unit perpustakaan sekolah sehingga lebih nyaman untuk dapat dikunjungi. Kombinasi pengembangan soft-skill dan fasilitas ini dapat menjadi langkah sederhana untuk menuju utilisasi perpustakaan sekolah yang optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun