Mohon tunggu...
Kuncarsono Prasetyo
Kuncarsono Prasetyo Mohon Tunggu... Konsultan - Sejarah itu asyik :)

Tukang gambar yang interes pada sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Panjebar Semangat", Majalah Tertua yang Bersejarah

18 November 2019   15:26 Diperbarui: 19 November 2019   08:07 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesibukan di Kantor Penjebar Semangat | Dokpri

Tentang PNI, Dikabarkan bahwa Bung Hatta pergi ke Turen (Malang, Red) untuk menemui pimpinan PNI setempat. Beberapa pimpinan PNI datang. Namun, polisi membubarkan pertemuan karena dianggap ilegal. Roekoen Tani Bondowoso, Vergadering (perkumpulan) Rukun Tani Bondowoso yang diketuai Roeslan dibubarkan pemerintah karena petani dilarang memiliki perkumpulan. Yang melarang adalah wakil pemerintah.

Cobaan Iman: Tanggal 21 bulan ini (September 1933, Red) "Surat kabar Sin Po mengatakan priyayi yang menjadi pimpinan Partindo (Partai Indonesia , Red) dan PNI diundang di Kabupaten Tuban. Mereka ditanya agar memilih antara organisasi atau pekerjaanya sebagai aparat negara.
Jika berat pekerjaan wajib keluar dari organisasi, menurut Sin Po banyak yang keluar dari organisasi".

Panjebar Semangat didirikan oleh motor pergerakan nasional Dr Soetomo di paviliun Gedong Nasional Indonesia ( GNI ) Bubutan sekitar dua tahun setelah GNI berdiri. Markasnya tidak pernah pindah, yang di gedung ini. menampati paviliun sayap utara, mesin cetak Panjebar Semangat,  tetap berputar hingga hari ini pada setiap minggunya. 

Tampilan Majalah Panjebar Semangat, sekarang | Dokpri
Tampilan Majalah Panjebar Semangat, sekarang | Dokpri

Sekadar tahu saja, Sebelum mendirikan Panjebar Semangat, Dr Soetomo mendirikan koran harian Soeara Oemoem dengan alamat redaksi yang sama. Koran ini juga menggunakan bahasa Jawa. Namun, Soeara Oemoem tidak berumur panjang. Dr Sutomo dan beberapa kawannya kemudian melahirkan format baru karya jurnalistik berupa majalah.

Kini jaman memang sudah berubah, konten Panjebar Semangat tidak lagi menyampaikan berita agitatif. Majalan ini banyak menulis tentang kebudayaan.

Berita aktual juga dirangkum dengan liputan mendalam. Seperti jamaknya isi berita majalah mingguan.  Kalimat agitatif itu sudah tidak bisa ditemukan lagi pada penerbitan PS masa sekarang. "Mungkin hanya orang-orang tua yang masih memiliki roh PS sebagai pers perjuangan, saya generasi baru yang datang menjadi wartawan sejak 1978," kata seorang wartawannya, Bambang Sudiyanto.

Moechtar juga mengakui ada perubahan visi PS dari majalah agitatif ke media pelestari budaya Jawa. Namun, setidaknya pesan Bung Karno supaya Panjebar Semangat panjang umur kesampaian, setidaknya sampai 86 tahun ini. meskipun butuh banyak energi di tengah arus informasi yang semakin digital. 

Artikel Lainnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun