Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bagaimana Ljubljana Menjadi Ibukota Hijau Eropa 2016?

22 Februari 2017   20:44 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:30 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca dan mengucapkan nama kota ini butuh usaha lebih, karena dua dan tiga konsonan berdekatan merepotkan lidah Indonesia saya. Tapi, kotanya sendiri tidak merepotkan lho bahkan mudah parkir dan kotanya sendiri bersih serta indah. Apalagi pada tanggal 25 Desember 2016 y.l., yang mana biasanya kota-kota di Eropa sepi karena hari libur, di tengah kota Ljubljana ramai dipenuhi orang, membuat kami pun semangat turun dari mobil. Sayangnya, cuaca saat itu sangat dingin. Mantel dingin yang di dalamnya sudah berlapis ditambah pullover, tshirt dll mungkin hanya mengurangi 10 derajat Celcius saja di minus 2 derajat Celcius siang itu. 

Siang itu memang matahari tidak terlihat berada di ufuk mana, karena tertutup oleh kabut tebal. Untungnya, karena ramai dan keramahan orang Slovenia, kami tergerak untuk terus menembus dingin dan kecantikan tengah kota Ljubljana untuk berbaur dalam keramaian. Sesekali kami berhenti di tempat-tempat menarik, di antara cafe-cafe jalanan yang memiliki pemanas atau drum-drum terbuka, yang di dalamnya sengaja disulut kayu bakar untuk menghangatkan tubuh. Dinginnya hari itu tampaknya tidak mengurangi keceriaan lalu lalang penduduk Ljubljana atau keriaan di pasar-pasar natal, yang kami lewati. Souvenir, kerajinan tangan, lukisan yang dijual, banyak menampilkan figur naga hijau yang lucu-lucu. Naga hijau ini memang simbol atau maskot kota Ljubljana, ibukota negara Slovenia.  

Slovenia, adalah negara dengan bahasa yang kaya konsonan, dulunya sebelum tahun 1990 adalah bagian dari Yugoslavia. Luas negaranya kurang lebih hanya 1/5 dari Pulau Jawa, masuk jadi bagian dari Uni Eropa baru tahun 2004 dan resmi menggunakan mata uang Euro sejak tahun 2007. Kemudahan Euro ini membuat kami nyaman tidak harus mencari-cari Bank atau Money Changer, karena siang itu tujuan kami selain melihat-lihat tengah kotanya juga makan siang, karena perut kami mulai menagih untuk diisi. Dari Tripadvisor, kami sudah berencana makan di restoran halal, tidak jauh dari tengah kota. Sebelum ke urusan perut, kita perhatikan kotanya dulu yuk.

Terpilihnya Slovenia menjadi Ibukota Hijau Eropa

Pemilihan Ibukota Hijau Eropa atau European Green Capital Award adalah sebuah perhelatan dua tahunan untuk dua kota, yang diberikan oleh sebuah Komisi Eropa, atas prakarsa seorang walikota Tallin di Estlandia. Dengan adanya perhelatan ini diharapkan terjadi persaingan positif diantara kota-kota di Eropa menuju kota yang lebih hijau dan lebih perduli lingkungan. Kota pertama yang mendapatkan titel ini adalah Stockholm tahun 2010 dan tahun 2011 diberikan untuk kota Hamburg. Nah, untuk tahun 2016 terpilih Ljubljana sebagai Ibukota Hijau Eropa 2016.

Satu hal yang menonjol bagi saya kenapa Ljubljana bisa terpilih sebagai ibukota Hijau Eropa dan lolos dalam kriteria hijau yang dinilai oleh Komisi dan Agen Lingkungan Eropa, adalah tempat sampah yang terpilah-pilah dengan baik dan penduduknya mematuhi. Saya sengaja berdiri dan lama memperhatikan , ketika ada warga Ljubljana akan membuang sampah. Ia menjinjing beberapa jenis sampah dan saat membuangnya, terlihat ia dengan sadar dan patuh memilah sampah dan membuangnya ke dalam sampah sesuai peruntukan. Walaupun menurut saya, sistem buang sampahnya lebih merepotkan dari sistem buang sampah di Jerman. Kenapa repot ? Karena untuk membuang sampah terutama sampah organik di Ljubljana ini mereka harus mempunyai kunci. Sementara di Jerman, tempat pembuangan botol, kertas, atau bahkan B3 Bahan berbahaya dan beracun seperti batere bekas dll, terbuka untuk siapa saja, yang hendak membuangnya, tidak perlu kunci. 

Selain pemilahan sampah, dari mata turis saya, kehijauan kota Ljubljana karena tersedianya sepeda kota yang cukup banyak dan dimanfaatkan pula oleh penduduknya dengan baik. Sebetulnya, hampir di semua kota-kota Eropa sekarang ini tersedia sepeda kota tapi kalau penduduknya tidak menggunakannya, menurut saya tujuannya tidak tercapai. 

Selain itu, terus terang mata turis saya saat itu tidak lagi melihat nilai hijau kota Ljubljana ini, o ya ... sungai Ljubljanica, yang mengalir di tengah kotanya saja bagi saya menyolok hijau warnanya, tapi bersih sih dan tidak berbau. Bahkan saya pikir sengaja dihijaukan apa ya ?? Yang pasti sungai ini menjadi daya tarik dan bahkan dijadikan transportasi air bagi turis keliling tengah kotanya. Karena penasaran, saya mencari tahu kenapa Ljubljana terpilih menjadi Ibukota Hijau Eropa 2016, ternyata, setelah membaca situsnya, Ljubljana memiliki kelebihan hijau lainnya yang menyolok, yakni :

- Untuk kebersihan udara : 

> Angkutan massal berbahan bakar listrik dan gas

> untuk mengurangi ketergantungan dari listrik bersumber energi fosil, yang dalam produksinya mengemisi polutan udara, maka bangunan dengan listrik bersumber dari photovoltaik diperbanyak.

>  untuk konservasi energi, tempat-tempat umum sudah menggunakan LED

> pemanasangan ruangan berasal dari gas atau distrik, yang lebih hemat dan ramah lingkungan

- Untuk kebersihan air :

> konservasi air di Ljubljana ini sangat luarbiasa, karena sumber air kerannya dijaga ketat sehingga walaupun tanpa proses laik minum.

> di banyak sudut kota tersedia gratis air keran laik minum

- Untuk kehijauan lingkungan:

> 542 m2 lahan hijau publik per kapita sudah menunjukkan bagaimana hijaunya kota Ljubljana, bukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun