Mohon tunggu...
Eko Kristie
Eko Kristie Mohon Tunggu... Guru - Payung itu melindungi diri. Payung itu norma, tradisi, agama, dan segala sesuatu yang menjadikan hidup semakin nyaman.

Pada mulanya adalah kata-kata. Itulah awal Tuhan Allah mengenalkan dunia. Ayo, saling mengenal untuk memuliakan karya agung-Nya!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kalian Libatkan Anak-anak?

8 April 2017   10:19 Diperbarui: 8 April 2017   18:00 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dahulu kita pernah menyoal tentang anak-anak yang diajak dalam kampanye menjelang pemilu. Pernyataan, tanggapan, opini hingga diskusi pun bermunculan sebagai upaya keprihatinan terhadap kenyataan yang tragis itu.

Sampeyan yang mengikuti berita, mungkin mendapat viral fotonya di medsos, pasti mengelus dada melihat anak-anak kembali diajak dalam demo 313 beberapa hari yang lalu. Di punggung mereka tertulis ”Kami kebal peluru” – dengan membaca kata-kata yang terlepas saja kita sudah prihatin – kini kata-kata itu tertulis di pakaian putih pada punggung anak-anak. Ampun, ampun, astagfirullah!

Mereka tidak menyadari – atau memang sengaja – telah mengajari anak-anak dengan kebencian terhadap pihak lain. Lihat dengan cermat anak-anak itu, siapa yang mendandani berpakaian ala teroris – pasti orang tua mereka! Manakala anak-anak diindoktrinasi dengan ayat-ayat atau ajaran-ajaran yang berbau agama, mereka akan menggenggamnya erat-erat – tidak takut dengan apa pun dan siapa pun.

Jadi, tidak mengada-ada apabila dalam ceramah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanabaru, Rabu (5/4/2017) Jenderal gatot Nurmantyo mengawali dengan lagu ”Nusantara I” karya Koes Ploes.

”Dalam lagu itu disebutkan berharap tidak ada yang cemburu, hutan kita luar biasa lebat, lautan luas dan alamnya ramah. Tapi negara lain sudah cemburu, dan ini adalah peringatan bagi anak muda kita agar jangan terlena,” ujar Pak Gatot.

Tokoh nomor satu di TNI ini, juga mengingatkan untuk memahami ancaman, baik nyata maupun laten yang kini sudah menggunakan berbagai cara untuk memecah belah bangsa Indonesia. Pak Gatot mengurai ancaman-ancaman itu, di antaranya: gerakanan radikalisme.

Nah, kini menjadi jelas, apa yang akan terjadi pada negara yang bhineka tunggal ika ini, ketika radikalisme diajarkan melalui anak-anak. Suatu pembodohan sistematis dari orang tua bloon yang tergoda pada kepentingan politik sementara!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun