BANGKOK, KOMPAS.com - Pemerintah militer yang berkuasa di Thailand menolak rumor yang berkembang luas tentang kemungkinan terjadinya kudeta, usai tanda pagar #ThaiCoup yang ramai di Twitter.
Diwartakan Straits Times, Senin (11/2/2019), desas-desus itu muncul setelah beredarnya sebuah dokumen palsu yang beredar di media sosial sepanjang akhir pekan lalu.
Perdana Menteri Thailand sekaligus pemimpin junta militer Prayut Chan-o-cha mengatakan, dokumen yang menyebutkan adanya pemecatan jenderal-jenderal militer penting tersebut tidaklah benar.
Baca juga: Dibebaskan Thailand, Pesepak Bola Bahrain Pulang ke Melbourne
"Masalahnya sedang diselidiki dan pelakunya akan dihukum," katanya.
Tanda pagar #ThaiCoup di Twitter menjadi top trending di Thailand sejak Minggu (10/2/2019), setelah dokumen palsu diunggah.
Ternyata, itu bukan satu-satunya dokumen palsu yang disoroti oleh warganet. Arsip resmi lainnya berisi perintah polisi anti-huru hara untuk menjaga landmark provinsi Phichit.
Namun, polisi menyebut dokumen tersebut sebagai pengerahan yang rutin.
Ada juga beberapa netizen yang mengunggah foto tank militer berada di jalan-jalan selama akhir pekan lalu.
Sekali lagi, pihak berwenang harus mengklarifikasi dengan mengatakan artileri itu diangkut untuk latihan militer tahunan Cobra Gold.
Rumor tentang kudeta juga muncul bersamaan dengan ambisi anggota kerajaan Thailand untuk meraih kursi perdana menteri.