Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Covid-19 dan Kejengahan Berpikir

2 April 2020   23:12 Diperbarui: 3 April 2020   15:09 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: kompas/DIDIE SW)

Negara Indonesia yang lapar ini melakukan kebijakan arahnya tetap pada tujuan ekonomi supaya tidak bangkrut. Maka dari itu kebijakan termasuk penggelontoran dana beratus-ratus trilyun dalam pencegahan virus covid-19 sendiri merupakan kebijakan yang tidak ramah penanganan covid-19 untuk kesehatan masyarakat.

Penghapusan biaya listrik sendiri selama masa darurat bencana covid-19 bukanlah solusi tepat, yang dimasa selanjutnya karena listrik harganya sendiri dapat dimonopoli Negara, bisa terjadi ketika sudah tidak darurat bencana harga listrik dinaikan, mengamankan lagi uang Negara pada akhirnya masyarakat-masyarakat juga yang terkena imbasnya nanti.

Atau dengan program-program pemerintah melalui keluarga harapan dan sebagaianya atau dengan kartu pra kerja, yang dapat angin segar tambahan anggaran, bukankah itu program rutin pemerintah, bukan upaya penanganan kesehatan masyarakat terkait kesehatan?

Upaya apa yang dilakukan pemerintah Negara indonesai tidak lebihnya hanyalah politik etis dalam penanganan virus covid-19?

Disisi lain proyek-proyek pemerintah seperti pekerjaan umum dij alan raya pembuatan saluran air masih berjalan, anehnya birokrat berjalan-jalan keliling di jalan-jalan raya nasional dengan menyemprot cairan Disinfektan.

Bukankah jika kesehatan masyarakat nomer satu proyek-proyek tersebut diberhentikan dahulu, sebab dalam pengerjaannya sendiri merupakan elmen masysrakat yang bekerja dan mereka juga butuh kesehatan?

Negara yang para birokratnya lapar akan selalu lamban dalam penyelsaian masalah baik bencana atau apapun yang melibatkan anggaran Negara. Maka tidak heran disaat Negara lain bereaksi atas pandemic virus covid-19 mementingkan kesehatan masyarakat.

Indonesia sendiri justru mementingkan ekonomi dan membuat kebijakan yang justru tidak ramah kesehatan masyarakat. Membuat aturan dan himbauan ini dan itu tetapi hanya omong tanpa tindakan sesuatu yang berarti.

Seperti janggalnya keputusan yang dapat berubah setiap jam yang tadinya tidak dihimbau mudik, kini berubah menjadi diperbolehkan demi untuk terjaganya iklim ekonomi Negara indonesai.

Covid-19 dan tentang sebuah kejengahan aturan dan himbauan, maupuan gemboran media abal-abal ingin hidup dengan issu, terpenting ada konsumsi dan ekonomi untuk media tersebut jalan. Pada dasarnya pemerintah Indonesia yang lapar tidak pernah serius untuk penanganan kesehatan masyarakat. 

Umumnya Negara lapar, ia butuh makan-makan dan makan, siapakah yang kurang makan tersebut dan tidak pernah kenyang, adalah orang-orang yang ada dalam pemerintahan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun