Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yogyakarta, Kota Siaga Bencana?

9 Agustus 2019   20:24 Diperbarui: 9 Agustus 2019   20:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari ilmu di Jogja (foto:ko in)

Belum genap satu tahun tinggal di Yogya, kala itu.  Mendapat pengalaman baru, yang belum pernah dialami seumur hidup. Pengalaman pertamaku mengalami  dan  merasakan tanah tempat berpijak, yang selama ini terasa padat, diam dan keras ternyata bisa bergerak.

"Apa ini...?", hal pertama yang terlintas di kepala. Walau goyangan tidak terlalu lama dan keras sempat membuat hati cemas dan melihat beberapa benda yang tergantung ikut bergoyang, untuk beberapa saat.

Aku hanya terpaku diam di tempat, sementara beberapa tetangga kamar kos yang belum berangkat ke kampus, yang sudah lama di Yogya langsung lari berhamburan keluar dari kamarnya. Terdengar orang berteriak, "Lindu-lindu." Artinya, "Gempa-gempa."

Setelah itu keadaan sekitar kos-kosan kembali tenang, berjalan seperti biasa, orang kembali dengan aktivitas dan rutinitas kesehariannya karena gempa yang terjadi tidak kencang dan tidak lama. Sebagian orang masih ada yang berkumpul dan membicarakan peristiwa yang baru saja terjadi, di luar rumah atau bangunan.

(foto:wkyt)
(foto:wkyt)
Jujur, itulah untuk pertama kali saya merasakan dan mengalami sendiri bagaimana tanah yang biasa diam tiba-tiba bergerak. Reaksi saya kala itu, bengong. Tidak sigap bereaksi. Merasa heran dan aneh tanah bisa bergerak.

Ini menunjukkan bahwa diri ini mungkin termasuk dari bagian orang yang tidak siap siaga bencana sebagaimana disurvei oleh Litbang Kompas. Dimana hampir separuh dari 806 responden yang tinggal di zona bahaya tidak menyadari ancaman bahaya bencana di daerah yang ditinggali.

Pengalaman pertama itu menjadi sesuatu yang berharga bagi saya. Ternyata untuk menjadi warga Yogya mesti selalu siaga bencana. Apalagi setelah peristiwa pertama kali merasakan gempa. Menyadarkan saya untuk harus berbuat apa, saat merasakan tanah bergerak.

Indonesia merupakan wilayah rawan bencana geologi seperti gempa  bumi dan tsunami. Tempat pertemuan empat lempeng. Lempeng Benua Eurasia, lempeng Samudera Indo-Australia, lempeng Samudera Pasifik dan lempeng Filipina. Yogyakarta merupakan daerah terdekat tumbukan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.

(foto: news act)
(foto: news act)
Yogyakarta bukan hanya kota pelajar tempat mahasiswa belajar tentang segala macam ilmu dan pengetahuan. Tetapi juga laboratorium besar bagi mereka yang pernah tinggal di Yogya. Untuk selalu sadar dan siaga bencana. Gempa lebih sering terjadi di bagian selatan pulau Jawa dibandingkan asal kota kelahiran saya di bagian utara Jawa.

Pengalaman pertamaku alami gempa di Yogyakarta, walau reaksinya bengong saat itu. Menjadi pengalaman berharga. Setiap ada goyangan yang diperkirakan dari bumi, bukan dari truk besar lewat. Sebab fenomenanya hampir sama. Langsung waspada untuk angkat kaki menjauhi gedung atau bangunan tinggi.

Hingga suatu hari saat duduk di kursi di kamar kost, kebetulan ada beberapa teman yang main ke kos.  Saya merasakan kursi, yang saya duduki terasa seperti berhoyang sendiri, dengan sigap saya berdiri untuk lari ke luar kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun