Mohon tunggu...
Kiki Dian Lesmana
Kiki Dian Lesmana Mohon Tunggu... Freelancer - Bachelor of Communication Studies

Love media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Rapor Bulu Tangkis Indonesia, Pekerjaan Rumah PBSI Makin Berat pada Sektor Putri

15 November 2019   13:23 Diperbarui: 26 November 2019   18:59 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk Jepang memiliki tiga andalan, Korea memiliki empat andalan, dan China memiliki dua andalan yang bisa bersaing di papan atas dunia. Sementara Indonesia, satu andalan saja sekarang sudah mulai meredup capaiannya.

Evaluasi besar-besaran harus segera dilakukan oleh Eng Hian selaku pelatih utama ganda puteri Indonesia, demi menghindari keterpurukan panjang yang sedang dialami sektor ini. Mengingat Olmipiade Tokyo pun kurang dari setahun lagi. Tentunya persiapannya sudah semakin mepet. Jangan sampai nasib Ganda Puteri Indonesia seperti Tunggal Puteri yang hingga kini masih dilanda tidur panjang, belum bangun dari keterpurukan setelah ditinggalkan oleh Susi Susanti.

Ganda Puteri Indonesia perlu melakukan reformasi besar-besaran dan mentranformasi gaya permainan baru yang lebih kreatif dan variatif lagi. Gaya permainan kuno yang hanya mengandalkan bola-bola lob panjang sudah tidak laku lagi. Yang mana gaya main ini seringkali kita lihat pada permainan beberapa pasangan ganda puteri kita yang sekarang yakni gaya permainan membosankan yang hanya bermodalkan defense balik serang ataupun menunggu kesalahan lawan.

Defense pun sebenarnya tidak terlalu variatif, terlalu dominan dengan bola-bola lob, jarang smash, smash pun mengambang dan sulit sekali untuk menembus jantung pertahanan lawan, bola-bola drive juga sering menyangkut di net, dan ketidakmampuan ini seringkali membuat para pemain ganda puteri kita ambyar dilapangan yang ujungnya berakhir dengan kekalahan.

Praktis hanya ganda putera saja yang masih menyelamatkan wajah bulutangkis Indonesia masih tetap disegani oleh dunia melalui tiga pasangan utamanya yang bercokol di 10 besar dunia yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan dan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto.

Dari gelaran 5 turnamanen super 750, Indonesia berhasil meriah 4 gelar yakni di Jepang Open, Denmark Open, French Open dan China Open, yang semuanya disumbangkan oleh Marcus/Kevin.

Sementara itu, Indonesia berhasil memborong semua gelar juara pada level Super 1000 melalui sektor ini yang disumbangkan oleh Hendra/Ahsan yang menjadi kampiun di All England dan Marcus/Kevin yang menjadi kampiun di Indonesia Open dan China Open.

Sedangkan pasangan pelapis ketiganya, Fajar Alfian/M. Ardianto berhasil membawa gelar di Korea Open Super 500.

Disektor tunggal puteri, Indonesia sempat diberikan kejutaan manis diawal tahun melalui Fitriani yang berhasil meraih gelar Thailand Master Super 300.

Namun sayangnya, setelah torehan gelarnya tersebut, penampilan Fitriani malah menurun drastis dan kembali ke habitatnya lamanya sebagai pemain yang konsisten terhenti di round awal. Di tahun ini, sangat jarang sekali Fitriani bisa menembus babak minimal Quarter Final di turnamen level atas.

Begitupula dengan tunggal puteri utama Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung yang sempat digadang-gadang menjadi generasi emas penerus kejayaan Susi Susanti karena telah memberikan kejutan manis ditahun lalu dengan konsisten terhenti dibabak-babak akhir. Bahkan Gregoria sempat mencicipi beberapa kali semifinal level papan atas seperti Denmark open, China Open, dan Thailand Open.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun