Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Pheidippides, Battle of Marathon, dan Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   23:44 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:59 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Prambanan adalah candi Hindu abad ke-9, ditujukan untuk Trimurti. Dewa Pencipta (Brahma), Dewa Pemelihara (Wisnu), dan Dewa Penghancur (Siwa). Pembangunan candi ini dimulai pada zaman Rakai Pikatan, maharaja Mataram Kuno, pada tahun 856 Masehi (778 Saka). Candi Prambanan dibangun dengan rancangan tiga Halaman yang tersusun secara konsentris--memusat pada pada Halaman Pertama sebagai yang paling sakral. Di Halaman Pertama, terdapat 16 candi. Di Halaman Kedua, ada 224 buah. Sementara itu, di Halaman Ketiga, tidak ditemukan satu pun candi.

Menteri BUMN Rini Soemarno di antara peserta (Foto: Tribunnews via Kompas.com)
Menteri BUMN Rini Soemarno di antara peserta (Foto: Tribunnews via Kompas.com)
Kehebatan yang mungkin tidak terduga oleh banyak orang, kedudukan ketiga dewa tercermin melalui ukuran bangunan candi. Urutannya jelas, Candi Siwa dengan ukuran besar dan tinggi yang mencapai 47,6 m, dengan 4 bilik yang menghadap ke empat penjuru angin. Candi Brahman dan Candi Wisnu, masing-masing hanya memiliki satu bilik.

Candi Prambanan dihiasi relief naratif yang mengisahkan epos Hindu Ramayana dan Krishnayana. Relief Ramayan menggambarkan bagaimana Shinta sang istri Rama, diculik oleh Rahwana. Hanuman, panglima bangsa wanara (kera), datang ke Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta.

Di dinding luar bagian bawah, candi dihiasi oleh ceruk yang menyimpan arca singa diapit dua panel yang menggambarkan pohon hayat bernama Kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha dipandang sebagai pohon yang memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Pola singa diapit Kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan.

Banyak kisah lain yang bisa diulik sepanjang berlembar-lembar. Itulah kekayaan yang tak ternilai dan layak diekpos menjadikan kekayaan pribadi yang menata keluhuran budi kita. Semakin lengkap saat Candi Prambanan menjadi bagian dari situs warisan dunia UNESCO, dan tercatat sebagai Candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan menjadi salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.

Pesona Mandiri Jogja Marathon

Dok Humas Bank Mandirri via Kompas.com
Dok Humas Bank Mandirri via Kompas.com
Mandiri Jogja Marathon (MJM) dirancanf dengan rute yang melintasi 13 desa di Jogja dan 3 destinasi wisata utama, yaitu Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Monumen Taruna. Selama peserta memacu ayun langkahnya, suguhan visual eksotis tak henti-hentinya menghadirkan pemandangan alam, jejak peninggalan sejarah, persawahan yang menyegarkan, serta nuansa pedesaan yang mendatangkan rasa damai.

Lebih dari itu, yang patut diapresiasi, MJM melibatkan masyarakat desa setempat dalam menyuguhkan kesenian lokal dan makanan tradisional. Itu semua tersaji sepanjang rute yang harus ditempuh peserta. Dari sisi layanan untuk para peserta, ajang ini bukan hanya dibuka untuk kelas internasional, melain juga memberi kesempatan luas kepada masyarakat umum dan para newbie marathon melalui variasi kategori. Ada Full Marathon dan Half Marathon, demikian pula dengan kategori 10K dan 5K. Tak ada alasan bagi penggemar marathon untuk gigit jari.

Dengan peserta yang terus bergerak menuju ke angka 10.000 ribu dan partisipasi sekitar 10 negara, MJM telah menjadi bagian dari sport tourism yang menggiurkan. Di tengah melejitnya sektor pariwisata Indonesia yang berhasil menempati posisi kedua penerimaan devisa negara, penyelenggaraan MJM dalam tiga tahun terakhir adalah "bayi" emas yang memanggil untuk dirawat bersama. Dukungan Bank Mandiri telah berada di garda terdepan, support dari peserta melalui partisiasi dan kegembiraan dari masyarakat luas untuk hadir, melengkapinya dengan aura psikologis.

Tidak berlebihan kan kalau lirik lagu "A Thousand Years" Christina Perri menjadi soundtrack para runner:

"Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt, suddenly goes away somehow
"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun