Mohon tunggu...
Khofifah AyuVirnanda
Khofifah AyuVirnanda Mohon Tunggu... Bankir - Manusia yang dalam masa perbaikan

Apapun yang hadir dikehidupan kita, mari coba menghargainya. Sekecil apapun itu :))

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama Konghucu, Budaya China yang Masuk ke Indonesia dan Berbagai Filsuf di Dalamnya

29 Maret 2020   22:54 Diperbarui: 29 Maret 2020   23:03 2294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga Kong Tiek Cu ini mengenal segala macam tumbuhan yang baik untuk obat-obatan maupun untuk kegunaan lainnya. Makanya, biasanya obat-obat herbal kebanyakan berasal dari China. Tuhan Yang Maha Esa menaruh cinta kasih kepada manusia dengan bukti menjadikan negaraIndoneisa ini di keadaan yang agraris. 

Pak Anton mengatakan bahwa agraris ini belum pertanian, tapi masih berupa tanah yang kaya akan manfaat untuk dijadikan media bercocok tanam. Dan seharusnya manusia selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana agama Kong Hu Cu ini menyebutnya Thian.

Antar umat beragama mempunyai salam masing-masing. Agama Islam dengan Assalamualaikum,Hindu dengan Om Swatyastu, Katolik dengan Shalom, Buddha dengan Sotti Hotu, dan Kong Hu Cu ini dengan Wei De Dong Tian,  yang memiliki arti "Hanya kebajikan Tuhan berkenan". Salam ini diucapkan sampil tangan dikepal, menunjukkan simbol ibu, ayah, sehingga membentuk huruf "Ren" yang artinya manusia. Dan di jawab dengan salam "Xian You Yi De" yang berarti hanya ada satu kebajikan, yaitu kebajikan dari Tuhan. Untuk kitab suci agama Kong Hu Cu ini adalah Si Shu ujing. Yanag didalmnya terdapat 9 kitab, yang ada berdasarkan firman dan wahyu.

Ketika sebelumnya kami mengelilingi klentemg tersebut, kami menemukan di dalam ruang peribadatan ada kotak-kotak kecil yang berisikan kertas yang sepertinya sudah lama tidak di pegang. Lalu kami menanyakan kepada Pak Anton. Dan ternyata kertas-kertas itu merupakan Iman Chiamshi, yang artinya menanyakan nasib. 

Agama Khong Hu Cu ini tidak memiliki aliran-aliran seperti di agam islam, namun di agama Khong Hu Cu memiliki murid-murid. Pak anton mengatakan bahwa nenek moyang bangsa China bukan hanya mengenalkan tentang tumbuhan obat-obatan, tapi juga empon-empon atau biasa disebut rempah-rempah seperti kencur, kunir,dll. Di Agama Kong Hu Cu sendiri terdapat sebutan-sebutan untuk pemimpin-pemimpin nya. Kausing,bunsu dan haksu. Kausing adalah penebar agama. Bunsu seperti Ustadz. Dan haksu seperti Kyainya.

Orang Thionghoa yang keluar dari China, lalu berumah tangga dimana saja, diharapkan didalam rumah itu tempat untuk sembahyang,dan sembahyang nya itu untuk Tuhan Yang Maha Esa dan kepada leluhur. Agama Kong Hu Cu sendiri di Indosenia baru diresmikan pada saat pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 setelah pada tahun sebelumnya agama kong hu cu ini didiskriminasi.

Orang-orang Kong Hu Cu sangat ramah kepada kami . Hingga akhirnya kami diajak makan bersama setelah mereka selesai sembahyang pada hari itu. Seakan-akan kami tidak ada perbedaan dengan mereka. Kami dipersilahkan makan, dan tempat makannya pun mereka sediakan untuk kami. Sungguh observasi di Klenteng ini sangat bermanfaat bagi kami yang masih awam dan belum mengenal tentang agama Kong Hu Cu ini. 

Bunsu Anton Triono saat wawancara bersama kami
Bunsu Anton Triono saat wawancara bersama kami
Dan kami sangat berterima kasih kepada bapak satpam yang mengizinkan kami masuk, terima kasih juga untuk sambutan hangatnya dari bapak Rudi yang telah memberi kami minumpada sat observasi pertama, terima kasih untuk bapak Anton yang bersedia memberi informasi serta ilmu kepada kami tentnag agama Kong Hu Cu ini, dan juga terima kasih banyak kepada semua umat Kong Hu Cu pada saat itu, yang sangat ramah, dan membiarkan rasa penasaran kami menemukan kebenaran.

Saya kira cukup sampai disini artikel orak arik ini,semoga bermanfat bagi yang membacanya, dan semoga bermanfaat bagi generasi muda selanjutnyaa. Salam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun