Mohon tunggu...
Kharisrama Trihatmoko
Kharisrama Trihatmoko Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Support me to be a writer by finding my books at: www.salehajuliandi.com www.gramedia.com Thank you! :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

How to Make Writing Book be Easier (For Me)

24 September 2014   06:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:44 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14114897831825046040

Bagaimana menjadi penulis (buku)?

Halo, kembali lagi bersama saya. Dalam sharing kali ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai cara-cara yang saya lakukan di dalam menulis, terutama menulis buku.

Sebelumnya apakah saya seorang penulis? Hmm, … bisa jadi hahaha. Kenapa bisa jadi? Karena saya merasa bahwa saya adalah seorang penulis, tapi saya juga tidak mau memaksa orang-orang menyebut saya adalah seorang penulis, apalagi penulis profesional. Sebagai penulis, saya sudah pernah mempublikasikan tiga buah buku, menulis cerita pendek dan artikel di koran, menulis dan bekerja sebagai redaktur di majalah, menulis naskah teater, mengisi beberapa blog, serta yang paling penting menulis tugas kuliah dan laporan penelitian :D. Saya tidak tahu apakah dengan itu saya pantas disebut penulis atau tidak, tapi saya merasa nyaman dengan pekerjaan menulis yang saya lakukan setiap harinya karena manfaat yang saya peroleh dari situ.

Nah, lalu bagaimana caranya bisa menulis buku?

Menurut saya, hal paling sulit di dalam menulis apalagi menulis buku adalah memulai. Memulai di sini tidak hanya memunculkan ide-ide, tetapi juga termasuk belajar dan berlatih menulis sehingga pada akhirnya akan datang waktu kita bisa menulis dan menerbitkan buku sendiri. Saya pribadi memiliki mimpi untuk menulis buku adalah semenjak kelas 4 SD! Atau saat itu setara dengan usia 9 tahun. Jika ditarik maju ke waktu di mana saya berhasil meluncurkan buku perdana pada 2013 lalu, atau tepatnya pada usia saya 20 tahun, maka kira-kira dibutuhkan waktu 11 tahun bagi saya untuk benar-benar memulai dan mewujudkan mimpi saya tersebut.

Apakah memang harus seekstrim itu? Bisa ya, bisa juga tidak. Jika saya flashback ke masa kecil, maka saya mengerti bahwa halangan saya untuk menulis buku saat itu adalah terbatasnya kebiasaan dan pengetahuan untuk menulis (namanya juga anak kecil :p), serta masih minimnya informasi mengenai cara menulis dan menerbitkan yang bisa saya dapatkan di kala itu. Well, akhirnya pada masa itu yang bisa saya lakukan hanyalah mempelajari tulisan orang lain di majalah dan novel, belajar menulis berdasarkan ide sendiri dalam tulisan yang masih pendek, menyimpan apa yang sudah saya tulis, dan kemudian berulang lagi. Hal itu terus saya lakukan, hingga akhirnya tulisan pertama saya dimuat di surat kabar sewaktu kelas 1 SMA dan buku perdana saya terbit saat saya kuliah semester 5 :)

Bagi saya pribadi, menulis apalagi menulis buku adalah sesuatu hal yang gampang gampang susah. Gampang jika kerangka tulisan siap dan ide mengalir lancar, susah saat mengumpulkan dan menyusun ide dan bahan untuk topik atau cerita yang ingin ditulis. Setidaknya, berikut ini adalah hal-hal yang saya lakukan untuk mempermudah pekerjaan saya di dalam menulis, terutama menulis buku.

1.Mengenali profesi, posisi, dan potensi pribadi

Bagi saya pribadi ini adalah hal yang sangat penting sekali. Saya akan lebih mudah membuat tulisan di bidang industri daripada psikologi karena latar belakang pendidikan saya adalah teknik. Saya akan lebih mudah membuat tulisan teenlit daripada di bidang parenting karena posisi yang belum sebagai orang tua (menikah aja belum, sial). Dan kemudian, saya akan lebih mudah menulis tentang seni dan entertainment daripada tentang persepakbolaan karena masalah minat (hahaha, ini jujur lho). Intinya, saya hanya menulis hal-hal yang sesuai dengan pekerjaan, posisi, serta minat atau passion saya. Karena hal ini akan sangat memudahkan saya di dalam mencari dan menuangkan ide-ide serta membangun semangat selama proses penulisan. Hal ini terjadi karena saya sudah mengenal dan terbiasa dengan hal-hal yang mau saya tulis

2.Mencari tahu apa yang ingin ditulis

Setelah saya menemukan bidang saya, maka selanjutnya saya mencari tahu apa yang ingin saya tulis. Mencari tahu di sini artinya saya benar-benar berusaha mengerti apa yang seharusnya ditulis. Hal ini penting agar saya memiliki konsep yang utuh terhadap tulisan yang ingin saya buat. Konsep yang utuh tersebut memberikan arahan yang tepat di dalam mengumpulkan ide dan bahan tulisan, dan kemudian menuangkannya secara terstruktur di dalam tulisan. Luasnya ide dan bahan tulisan sangat perlu, tapi tanpa konsep yang utuh maka tulisan akan terlalu melebar dan menjadi tidak bermakna.

3.Ciptakan alasan kenapa harus cepat selesai

Ini adalah senjata canggih di dalam menyelesaikan tulisan apalagi buku dalam waktu yang sangat cepat, tapi tetap berkualitas. Sudah fitrah manusia, untuk memperlambat atau bahkan menunda pekerjaan yang tidak mendesak ataupun tidak dihantui oleh deadline. Bahkan terkadang, tenggat waktu pun bisa tidak mempan di dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan seperti menulis, apapun alasannya di baliknya. Oleh sebab itu, sebagai penulis pemula, sebaiknya tenggat waktu disertai dengan konsekuensi atau alasan yang kuat. Saya sendiri telah melakukan hal ini dan berhasil. Buku pertama saya terbit pada November, 2013. Dalam setahun sejak buku pertama tersebut, saya memasang target bahwa saya sudah harus punya paling tidak tiga buah buku. Dan kini apa yang terjadi? Buku kedua dan ketiga saya berhasil terbit lebih cepat, yaitu pada April, 2014, atau tepatnya setengah tahun setelah buku pertama saya. Dan kini saya punya sisa waktu untuk menulis melampaui target. Apakah komitmen saya yang demikian kuat merugikan saya dalam rutinitas sehari-hari? Tentu saja, tidak. Saya pribadi membutuhkan pengalaman menulis buku tersebut untuk kebutuhan saya setelah lulus sebagai sarjana yang, insya Allah tahun depan. Jadi, akademik tetap jalan, menulis buku pun oke.

4.Gunakan tulisan terdahulu

Ini juga senjata canggih di dalam menulis buku secara cepat. Jika kita punya tulisan-tulisan yang dulu sempat kita tulis, maka cobalah baca kembali dan carilah peluang agar tulisan tersebut bisa dikembangkan. Saya menerapkan hal ini di kedua buku saya. Buku kedua saya sejatinya adalah kumpulan dari artikel-artikel yang pernah saya tulis sebelumnya. Artikel-artikel tersebut saya baca kembali, saya perbaiki, dan saya kaitkan satu sama lain sehingga membentuk suatu jalinan kumpulan artikel yang apik. Sementara itu buku ketiga saya merupakan naskah cerita kebudayaan yang pernah saya tulis untuk teater unit kebudayaan saya di kampus. Agar cerita tersebut tidak sia-sia dan bisa diperkenalkan ke lebih banyak orang, maka saya pun merenovasi naskah tersebut menjadi suatu cerita kebudayaan yang bisa dibukukan. Dengan begini, maka proses penulisan pun bisa lebih efektif dan efisien, serta target untuk menerbitkan buku pun bisa lebih cepat tercapai.

5.Jangan manja cari penerbit

Bagi saya, kesulitan terakhir yang umumnya ditemui dalam menulis buku adalah menerbitkan buku tersebut. Hal ini bisa menjadi sangat sulit untuk ditaklukkan, dan sebaliknya hal ini bisa menjadi sangat mudah sekali untuk dilampaui. Hal ini disebabkan karena mencari penerbit itu ibarat mencari jodoh, sulit sekali menemukan dan mendapatkannya tetapi bila sudah bertemu dan klop, maka akan lancar koneksinya. Sebelum mulai mencari penerbit, maka kita harus sudah punya naskah dahulu. Kenapa? Supaya tidak bingung dan bisa terus maju. Dengan sudah adanya naskah, maka kita tinggal mencari penerbit yang mencari naskah seperti naskah kita, tetapi kita juga perlu memperkirakan apa yang kita inginkan dari penerbit tersebut. Sebagai contoh, dalam memilih penerbit, saya tidak hanya menginginkan penerbit yang memiliki kriteria seperti naskah saya, tetapi saya juga ingin agar penerbit tersebut qualified dan bisa memberikan saran dan dukungan kepada saya untuk menulis buku dengan lebih cepat dan efektif. Oleh sebab itu, penting sekali untuk berkomunikasi secara pribadi dengan pihak penerbit. Dalam hal ini, saya menghubungi pihak penerbit melalui email dan telepon. Dengan menghubungi banyak penerbit, maka kita bisa mengerti banyak hal mengenai hubungan antara penerbit dan penulis. Lalu bagaimana mendapatkan kontak penerbit tersebut? Kita bisa mencarinya di search engine seperti google dan yahoo. Di situ banyak sekali website penerbit, blog penulis, mailing list yang bisa kita simak untuk mencari informasi mengenai penerbit. Oleh sebab itu, saya katakan bahwa tidak boleh manja di dalam mencari penerbit. Kita harus berusaha sendiri terlebih dahulu sebelum bertanya kepada orang lain. Karena yang terpenting bukan saja soal buku yang bisa segera diterbitkan, tetapi pengetahuan dan pengalaman selama proses pencarian dan dealing dengan penerbit.

How, now? Setidaknya, kelima hal itulah hal-hal dasar yang bisa saya bagikan agar proses menulis bisa lebih efektif dan berkualitas. Tentunya masih banyak hal-hal yang bisa dikupas, tapi keterbatasan waktu membuat saya tidak bisa banyak mengetik :p. Yang perlu dicatat juga adalah bahwa menulis buku itu bukan hanya soal uang dan popularitas, melainkan juga inspirasi dan kepuasan. Tapi, jika semuanya bisa didapatkannya kenapa tidak? So, book is very worth, not only for the readers but also the writers!

Berikut ini adalah cover dari ketiga buku saya. Saya sendiri masih terus belajar menulis :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun